Tipologi Guru Yang Tidak Akan Menularkan Manfaat

"Anak itu ibarat selembar kertas putih kosong, orang tua dan guru akan menggoreskan berbagai macam pendidikan dengan yang diajarkannya. tapi bila ia mengajar dengan bahasa contoh sama halnya ia menuliskan dengan tinta tebal yang mudah dibaca oleh sang anak, tetapi bila hanya asal mengajar tanpa memberi contoh, ibarat menulis dengan pensil yang kabur yang susah dibaca oleh anak." Jelas Camat Klojen, Heri.

Penjelasan ini disampaikan oleh Heri saat membuka pembinaan guru ngaji dan sekolah minggu di Kelurahan Penanggungan Kecamatan Klojen pada senin 1.11.2021. "Pemerintah Kota memberikan insentif kepada guru ngaji untuk tujuan mendukung pendidikan keagamaan anak utamanya dibidang akhlak budi pekerti. Bagi orang jaman dulu ia mengalami pendidikan budi pekerti secara khusus disamping pelajaran agama. Sementara sekarang ini sudah dilebur dengan pelajaran agama dengan durasi pendidikan yang sangat pendek. Untuk itu Pemerintah Kota Malang mendorong berbagai kelompok masyarakat untuk membantu menutupi kekurangan ini melalui pengajian di tpq maupun madrasah diniyah." lanjutnya.

Sementara itu, kepala seksi PD Pontren dalam kesempatan itu menjelaskan ada tiga tipologi guru ngaji; pertama mengajar karena panggilan jiwa untuk mengajarkan ilmu yang didapatnya karena ingin mendapat ridlo Allah, kedua mengajar karena daripada nganggur dan ketiga mengajar sebagai pekerjaan untuk mendapat insentif baik dari santri maupun dari pemerintah.

"Tipologi kedua dan ketiga ini tidak akan menularkan manfaatnya ilmu kepada anak didik, kalaupun ada sangat kecil sekali. Sementara tipologi guru yang pertama akan memberikan manfaat ilmu yang baik kepada anak didik, karena ia paham bahwa ilmu adalah cahaya Allah yang harus dihantarkan kepada anak didik dengan kebeningan hati, dan kebersihan spiritual. Guru dalam tipe ini mengawali diri dengan menjaga moral diri dan menjauhkan diri dari hasrat dunia. Sehingga hasrat ruhani guru memendar pada anak didik." tegas Shampton.

Giat ini diselenggarakan sebagai media pembinaan guru-guru ngaji dan sekolah minggu yang mendapatkan insentif dari pemerintah Kota Malang. Kota Malang termasuk kota pertama yang memberikan insentif pada guru ngaji sejak era kepemimpinan walikota Suyitno

Dwipa Wahyu Hermantara

Penulis yang bernama Dwipa Wahyu Hermantara ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai JFU Penyusun Bahan Bimtek Pada Seksi PD Pontren.