Santri Harus Ada Yang Jadi Polisi

Setelah mengalami penundaan beberapa kali karena padatnya kegiatan walikota diakhir tahun anggaran ini, akhirnya safari walikota di pesantren-pesantren dilaksanakan kembali meski tanpa kehadiran walikota. Walikota yang sedianya hadir mendadak dipanggil oleh Gubernur berkaitan dengan serah terima anggaran Pemerintah Kota Malang untuk tahun 2021.

Kyai Husaini pengasuh pesantren Raudhatusshalihin menyatakan maklum dengan ketidak-hadiran Walikota di pesantrennya, karena memang tugas walikota tidak hanya ngurusi pesantren. Dalam sambutannya Kyai Husaini menceritakan kiprah pesantren dan para alumni pesantrennya di Kota Malang ini termasuk perjuangannya untuk memberikan pendidikan layak kepada santri-santri yang tidak mampu. Ia menegaskan tentang upayanya bekerjasama dengan uin, unisma dan MTs-MA Mualimin untuk memberikan kepastian pendidikan para santrinya.

"Saya mewakili walikota menyampaikan permohonan maaf atas ketidak hadiran pak walikota, tetapi Pemerintah Kota Malang akan terus memberikan dukungan kepada Pesantren untuk mengembangkan diri sebagai lembaga pendidikan terlebih dengan adanya UU 18 Tahun 2019 tentang Pesantren." tegas Ahmad Mabrur, Kabag Kesra Pemkot Malang mewakili Walikota.

Sementara itu, Kasi PD Pontren yang diminta memberikan sambutan di akhir acara menegaskan bahwa kehadiran Pemerintah Kota Malang ke Pesantren ini adalah bentuk kepedulian terhadap pesantren. "Pesantren ini didirikan dan dirintis oleh para kyai, maka sudah selayaknya negara memberikan afirmasi maupun rekognisi bagi Pesantren." ucapnya.

"Akhir-akhir ini, sejarah kemerdekaan Indonesia terungkap lebih detail. Dan ternyata dari sejarah yang baru terungkap itu menunjukkan bahwa andil pesantren bagi Indonesia tidak kecil. Hampir mayoritas pahlawan nasional kita adalah orang-orang pesantren" lanjutnya.

"Kementerian Agama, memberikan berbagai macam fasilitas pendidikan mulai muadalah, PDF hingga kesetaraan kepada Pesantren sebagai upaya dan harapan generasi pesantren benar-benar mewarnai ritme kehidupan Negara ini dengan baik. Karenanya para santri jangan jadi kyai semua, harus ada yang jadi pejabat, jadi bupati, jadi polisi, TNI atau apa saja, dengan tetap membawa moral pesantren untuk mewarnai Negara ini kearah yang lebih baik." ungkapnya menutup sambutannya.

Dwipa Wahyu Hermantara

Penulis yang bernama Dwipa Wahyu Hermantara ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai JFU Penyusun Bahan Bimtek Pada Seksi PD Pontren.