KB/BA Restu 1- Pagi itu halaman sekolah disulap menjadi pasar penuh suara hiruk pikuk orang bertransaksi antara penjual dan pembeli. KB/BA Restu 1 jalan Bandung 7d, menggelar acara “Pasar Tradisional”, dengan mengusung tema, "Sewu Werno, Sewu Roso”. Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, 17 April 2025, yang diikuti oleh seluruh siswa dari kelompok bermain, Kelompok A dan B.
Pasar tradisional Restu 1, dilaksanakan dalam dua sesi yaitu sesi pertama pada pukul 07.00 - 09.00 wib, untuk siswa TK B serta KB Apel dan Mangga. Sedangkan sesi ke dua pada pukul 09.30 - 11.30 wib, untuk siswa TK A dan KB Jeruk dan Strawbery. Sebelum kegiatan bermain peran pasar-pasaran, acara diawali dengan pembukaan yaitu perkenalan para penjual dan barang yang dijualnya. Penjual mengenalkan berbagai nama buah, sayuran, ikan dan jajanan yang akan dijual di pasar tersebut. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan Kepala KB/BA Restu 1, serta pembukaan pasar oleh Pengawas Madrasah Kecamatan Klojen Kementrian Agama Kota Malang.
“Kami menggelar pembelajaran untuk pengenalan hasil pedesaan, pegunungan dan pesisir sekaligus pengenalan jual beli. Di situ para siswa akan bermain peran berbelanja di pasar,” kata Kepala KB/BA Restu 1 Sulis Chomariyah, S.PdI , dalam sambutannya.
Ia menambahkan, “di pasar tradisional Restu 1, menjual aneka sayuran, lauk pauk, bumbu, jajanan pasar serta minuman untuk anak-anak. Untuk penjualnya adalah para guru dan karyawan sedangkan pembelinya adalah para siswa. Dan salah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa dan sosial anak, di mana pada saat kegiatan, anak belajar berinteraksi antara penjual dan pembeli,” ujarnya.
Setelah acara dibuka dengan pemotongan pita, anak-anak mendapatkan misi untuk berbelanja. Belanja disesuaikan dengan daftar belanjaan yang sudah ditentukan, dan disesuaikan dengan keuangan. Aneka sayuran yang dijual di pasar tradisional BA Restu 1 adalah sayur lodeh, sayur asem, capcay, sayur asem/bening, tahu tempe, bumbu, brambang, bawang, cabe. Dan jajanan pasarnya yaitu jipang atau brondong beras, sedangkan minuman ada es dawet ayu. Teknisnya adalah, para siswa diajak untuk berperan sebagai pembeli dengan membawa uang Rp. 20. 000,- yang dipecah menjadi Rp. 5.000,- sebanyak empat. Yaitu Rp. 5000,- untuk membeli salah satu sayuran, Rp. 5000,- untuk membeli lauk dan bumbu, Rp. 5000,- beli jajan pasar dan Rp. 5000,- untuk membeli es dawet.
Kegiatan pasar-pasaran mampu mengajarkan siswa untuk berperan sebagai pembeli, yang harus mau antri menunggu giliran dan cekatan membagi uang untuk belanja. Selain mengajarkan bermain peran, kegiatan tersebut juga mengajarkan juga tata cara makan sesuai hadist Rosulullah untuk tidak makan dan minum sambil berdiri, yaitu ketika meminum es dawet. Kegiatan tersebut juga mengajarkan anak tata cara bertransaksi, memberikan pemahaman pada anak akan makna uang, dan mengatur keuangan, melatih kepercayaan diri dan keberanian anak. Anak akan melakukan proses jual beli sendiri, maka ketika melakukan pembelian dan membayar barang, anak akan mengenal konsep jual beli serta bisa memupuk jiwa entrepreneur sejak dini.
Diwaktu yang lain ketua kegiatan juga menyampaikan, “Alhamdulillah, pada acara pasar-pasaran kali ini anak-anak sangat antutias dan bersemangat mengikutinya. Anak-anakpun pulang ke rumah dengan membawa oleh-oleh hasil belanjaannya,” kata bu Aluh. (Muttaqin)