Kota Malang, 22 Agustus 2025 – Suasana hangat dan penuh kesungguhan tampak terasa di Aula Kantor Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang pada Kamis (21/8). Puluhan warga, tokoh masyarakat, hingga pengurus kampung hadir dalam kegiatan pembekalan tata cara Perawatan Jenazah Perempuan yang digelar oleh Kementerian Agama Kota Malang melalui Penyuluh Agama Islam Hj. Elvi Nur Ridho Khasanah, S.Ag., M.Ag.
Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan juga menjadi sarana untuk memperdalam pemahaman spiritual masyarakat dalam menghadapi salah satu fase paling penting dalam kehidupan manusia, yakni saat seorang muslimah dipanggil kembali oleh Sang Pencipta. Tidak hanya itu, acara ini juga menjadi bagian dari program penguatan nilai-nilai moderasi beragama di Kelurahan Tanjungrejo yang ditetapkan sebagai Kampung Moderasi Beragama binaan Kemenag Kota Malang.
Dalam pemaparannya, Hj. Elvi menegaskan bahwa perawatan jenazah merupakan fardhu kifayah yang wajib diketahui oleh umat Islam. “Setiap kita pada akhirnya akan berhadapan dengan kematian. Karena itu, memahami tata cara perawatan jenazah adalah bentuk tanggung jawab sekaligus penghormatan terakhir bagi saudara kita yang telah wafat,” ujarnya.
Materi yang disampaikan meliputi rangkaian lengkap mulai dari adab mendampingi orang yang sedang sakaratul maut, tata cara memandikan jenazah, mengkafani, menyalatkan, hingga menguburkan. Semua itu dijelaskan dengan rinci, praktis, dan mudah dipahami oleh peserta yang hadir.
Ada sejumlah kekhususan dalam perawatan jenazah perempuan. Misalnya, setelah dimandikan rambut jenazah perempuan yang panjang harus diurai ke belakang lalu dijalin menjadi tiga bagian. Selain itu, penggunaan kain kafan juga diatur sesuai syariat, mulai dari penyiapan pakaian kurung, kerudung, hingga penutup aurat. Bahkan, dalam proses penguburan, jenazah perempuan dianjurkan untuk ditutupi kain ketika dimasukkan ke liang lahat guna menjaga kehormatan almarhumah.
“Hal-hal ini bukan sekadar teknis, tetapi juga bentuk penghormatan terakhir yang harus dijaga dengan penuh kesungguhan dan kasih sayang,” terang Hj. Elvi.
Lebih jauh, kegiatan ini menekankan bahwa perawatan jenazah bukan hanya urusan fisik semata, tetapi juga sarat dengan nilai spiritual. Memandikan, mengkafani, dan menguburkan jenazah dilakukan dengan penuh doa, zikir, serta pengharapan agar almarhumah mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Menurut Hj. Elvi, pembekalan ini juga diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa hidup di dunia hanyalah sementara. “Amal baik, ibadah, serta akhlak mulia menjadi bekal utama kita menuju kehidupan akhirat. Dengan memahami perawatan jenazah, kita diajak untuk semakin dekat dengan Allah dan lebih peduli terhadap sesama,” ujarnya.
Peserta yang hadir terlihat antusias menyimak setiap penjelasan. Beberapa warga bahkan mengaku baru pertama kali mendapatkan pembekalan yang lengkap mengenai tata cara perawatan jenazah. “Selama ini kami hanya tahu secara umum, ternyata ada detail yang sangat penting agar perawatan jenazah dilakukan sesuai syariat. Kami sangat berterima kasih atas pembekalan ini,” ungkap salah seorang peserta.
Kegiatan juga diisi dengan sesi tanya jawab, di mana peserta dapat menyampaikan pengalaman maupun keraguan yang selama ini dihadapi. Diskusi berjalan hangat, menambah pemahaman dan kepercayaan diri warga dalam menjalankan kewajiban fardhu kifayah di lingkungan masing-masing.
Kegiatan ini sekaligus menunjukkan bagaimana moderasi beragama dapat diimplementasikan secara nyata. Nilai moderasi beragama tercermin dari sikap menghargai, menjaga martabat manusia, serta kebersamaan dalam mengurus sesama muslim tanpa memandang latar belakang.
Kepala Kelurahan Tanjungrejo yang turut hadir menyampaikan apresiasinya atas kegiatan ini. “Kami bangga Kelurahan Tanjungrejo menjadi bagian dari Kampung Moderasi Beragama. Pembekalan ini sangat bermanfaat karena tidak hanya mengajarkan teknis perawatan jenazah, tetapi juga menanamkan nilai kerukunan dan kepedulian sosial di tengah masyarakat,” ujarnya.
Dengan terlaksananya pembekalan Perawatan Jenazah Perempuan ini, masyarakat diharapkan semakin siap dalam melaksanakan kewajiban keagamaan, sekaligus menumbuhkan kesadaran untuk selalu berbuat kebaikan selama hidup. Sebab, sebagaimana diingatkan dalam kegiatan ini, kehidupan dunia hanyalah persinggahan sementara, sedangkan akhirat adalah tujuan abadi.
Dari Kelurahan Tanjungrejo, semangat penghormatan terhadap jenazah, kepedulian terhadap sesama, dan penguatan moderasi beragama diharapkan dapat terus menyebar ke seluruh penjuru Kota Malang, membentuk masyarakat yang religius, toleran, dan berkeadaban.
(HUMAS Kemenag Kota Malang)