Catatan Haji 2024
Achmad Shampton Kepala Kemenag Kota Malang
Senin, 24 Juni 2024 saya resmi dipindahkan ke Daerah Kerja Madinah. Saya dijemput oleh Kepala Bidang Bina PIHK, Pak Suviyanto bersama Kyai Agus Maarif, Imam Besar Masjid raya Sheikh Zayed Solo yang juga ditugaskan di bimbingan ibadah di sektor Daerah Kerja Makkah dan dipindahkan di bimbingan ibadah di Daerah Kerja Madinah.
Perjalanan ke Madinah, kita diberi kesempatan untuk mampir di daerah Badar. Sekedar berdoa di maqam 14 orang suhada badar dan melihat jabal malaikat. Tempat yang kabarnya saat perang badar, para malaikat turun melalui gunung itu untuk membantu kaum muslimin.
Memandangi maqam para syuhada dan gunung malaikat itu, pikiran saya melayang dan mengingat saat Habib Husein Ibn Alwy Ibn Agil menjelaskan tentang perang badar ini pada surat al-anfal 26. Dalam surat itu, Allah mengingatkan umat islam saat lemah dan tertekan, bagaimana Allah memberi pertolongan.
Penculikan dan tekanan dilakukan oleh kafir Quraisy. Keculasan dan kedzaliman yang mengulangi praktek jahiliyah. Allah kemudian menjadikan Kota Madinah sebagai tempat pengungsian dari musuh melalui penegasan Allah pada kalimat "fa awaakum".
Perang Badar membuktikan perlindungan Allah atas Kota Madinah. Allah menegaskan "wa ayyadakum binashrihi" Allah menguatkan orang mukmin dengan menolongnya pada perang badar. Dari jabal malaikat, Allah mengirim malaikatnya untuk melawan kafir Quraisy dengan 1000 bala tentaranya. Kekuatan itu dimunculkan dengan memberi ketenangan yang luar biasa kepada bala tentara muslim. Bayangkan dari 313 orang hanya 14 orang yang meninggal dunia melawan 1000 orang. Habib Husein menjelaskan ketenangan luar biasa dari bala tentara muslim itu hingga mereka tertidur saat berperang hingga pedangnya terjatuh. Satu hal yang luar biasa terjadi bagaimana ketidak seimbangan jumlah personel tidak membuat pasukan yang dipimpin Rasulullah tidak panik, bahkan malam hari sebelum berperang tidur sangat nyenyak hingga mayoritas dari pasukan 'mimpi basah'
Perjalanan ke tanah badar yang lingkungannya sangat tenang ini menguatkan keimanan dan membuat kita bisa membayangkan betapa berat perjalanan Rasulullah dari Madinah ke Badar. Berdasar penjelasan pak Suvi yang mengantar kami, jarak Madinah dan Badar lebih dari 120 km. Semua itu ditempuh dengan melalui gunung-gunung batu dan daerah yang sangat sulit mendapatkan air. Dari sisi kekuatan tentara Muslim hanya memiliki 313 orang, 8 pedang, 6 baju besi, 70 unta, 2 kuda, sedangkan Quraisy lainnya memiliki lebih dari 1000 orang, 600 Orang bersenjata lengkap, 700 unta, dan 300 kuda.
Disamping pasukan malaikat yang muncul dari jabal malaikat/gunung malaikat, berdasar usulan Khubaib, pasukan Nabi menjauhkan pasukan Quraisy dari suplay air. Rasulullah dan pasukannya menguasai sumber air yang menjadi sumber air satu-satunya.
Dari Kota Badar ini, kita dapat belajar, bagaimana Rasulullah mempersiapkan diri secara dzahir, menjalankan ikhtiyar dan Allah membuatkan scenario takdir untuk memberi kemenangan bagi umat Islam.
Kita sering mengingkari sendiri, kepercayaan bahwa Allah Maha menentukan segalanya. Kebiasaan tergantung oleh hukum kausalitas membuat kita mulai tidak percaya terhadap kuasa Allah. Semua seolah bergantung dan sesuai dengan sebab akibat. "Kalau aku tidak begini tidak mungkin begitu."
Kota Badar mengajarkan: "butiran pasir dari jabal malaikat yang diambil Rasulullah yang dilemparkan ke 1000 kaum Quraisy dari jarak yang cukup jauh, ada satu pertanyaan, bagaimana bisa butiran pasir itu mengenai semua mata 1000 pasukan Quraisy itu?
Kota Badar mengajarkan kesetiaan pada kebenaran ditengah kelompok munafiqin yang menyebarkan hoax dan kebencian untuk mundur dari peperangan badar karena jumlah pasukan yang sangat sedikit dibanding musuh.
Gunung Malaikat, Kota Badar, Pemakaman Syuhada Badar adalah saksi sejarah perjuangan Rasulullah dalam menjaga agama. Membawa keyakinan tanpa menambatkan hati pada usaha dan kenyataan kasat mata. Allah senantiasa menolong mereka yang selalu menjalankan ketaatan padanya. Kota Badar yang damai menumbuhkan rasa percaya dan takjub pada keajaiban Allah yang diberikan pada pasukan Rasulullah. Wallahu a'lam