Kota Malang (MTsN 1) – Mulai Senin (18/7) sampai Kamis (21/7), MTsN 1 Kota Malang mengadakan kegiatan Matsama (Masa Ta’aruf Siswa Madrasah) yang ditujukan kepada siswa kelas 7.
Mengacu pada edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, Matsama bertujuan mengenalkan siswa terkait dengan lingkungan, nilai dan karakter madrasah, memperkuat kultur dan nilai-nilai moderasi beragama, serta karakter keindonesiaan.
“Tahun ini, kami menggunakan pedoman dari Kemenag pusat, di mana pelaksanaan (Matsama) harus di lingkungan madrasah, pada awal ajaran baru dan selama 3 hari,” jelas Waka Kesiswaan MTsN 1 Kota Malang, Lailatul Chusniah.
Pada kesempatan itu, guru alumnus S-2 UIN Malang tersebut juga menyampaikan, secara regulasi, MTsN 1 Kota Malang diwajibkan membekali siswa baru dengan tiga materi utama. Materi tersebut meliputi bidang kemadrasahan (pengenalan lingkungan dan budaya madrasah), Moderasi Beragama, dan Budaya Digital.
“Tiga materi utama itu kami berikan kepada para siswa baru. Namun, ada beberapa materi yang kami berikan sesuai kebutuhan sekolah. Seperti kedisiplinan, motivasi belajar, penyuluhan masalah keremajaan dan penyelesaiannya, serta lainnya,” imbuhnya.
Pada hari pertama, materi yang diberikan yaitu Kemadrasahan, berisi sejarah MTsN 1 Kota Malang; visi dan misi madrasah; kurikulum MTsN 1 Kota Malang; sosialisasi kegiatan pembelajaran; sosialisasi program unggulan, SKS dan Kelas Excellent. Kemudian materi pengenalan guru, tenaga kependidikan, dan administrasi ketatausahaan.
Pada hari kedua, materi yang disampaikan yaitu moderasi beragama. Berisi penjelasan tentang moderasi beragama serta kesetaraan dan antidiskriminasi. Kemudian, motivasi belajar, penyuluhan masalah remaja dan pencegahannya, sosialisasi dan galeri kegiatan ekstrakurikuler.
Pada hari ketiga, materi yang disampaikan yaitu peran dan fungsi media digital; etika bermedia digital. Kemudian sosialisasi organisasi-organisasi kesiswaan (OSIS, Remas, Smart Group, dll) , permainan (evaluasi materi kegiatan Matsama).
“(Matsama akan) ditutup kegiatan api unggun, malam keakraban (tampilan seni dan kreasi siswa) dan bermalam di madrasah,” tegasnya.
Dari 380 siswa baru, dibagi menjadi 13 kelompok kecil atau kelas sementara Matsama. Terbagi kelas A-F untuk putra dan kelas G-M untuk putri dan berlaku hanya saat Matsama.
“Nantinya akan dibagi lagi, bukan seperti kelas Matsama. Akan terbentuk kelas baru lagi, baik untuk kelas unggulan dan lainnya,” ungkapnya.
Proses pembentukan selanjutnya berdasarkan seleksi kelas unggulan. Di antaranya kelas Bilingual, Olimpiade, Tahfiz dan Bahasa Arab, serta Kelas Excellent.
“Contohnya kelas Olimpiade, itu dibagi berdasarkan rekapitulasi data prestasi kejuaraan sebelumnya atau di masa SD,” pungkas Lailatul Chusniah.
Salah satu pemateri latihan kedisiplinan, Letda. Arh. Anasir Suprapto mengatakan, latihan kedisiplinan merupakan hal mendasar bagi siswa. Dengan kedisiplinan tersebut, diharapkan siswa terbiasa disiplin waktu, disiplin sosial, disiplin nasional, disiplin bangsa dan negara.
“Dengan menerapkan berbagai kedisiplinan tersebut pada dirinya, Insyaallah siswa akan terdidik dengan baik dan benar,” jelas Nasir, sapaan akrab guru militer Pusdik Arhanud tersebut. (Red)