Kota Malang (22/8) -- Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan telah memainkan peran penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Menyadari hal ini, pemerintah terus memberikan perhatian tinggi terhadap perkembangan pondok pesantren, salah satunya melalui peningkatan kualitas pengelolaan data pendidikan di lingkungan pesantren.
Dalam upaya tersebut, Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) User Champion EMIS 4.0 PD-Pontren yang berlangsung di Hotel Savana, Kota Malang, pada 22-24 Agustus 2024. Kegiatan ini diikuti oleh para operator EMIS (Education Management Information System) dari berbagai Provinsi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola data secara lebih efektif dan akurat.
Ketua Panitia Kegiatan, Muhammad Hafaz, S.SI, dalam sambutannya menyatakan bahwa Bimtek ini merupakan bagian dari rangkaian 12 Bimtek yang diselenggarakan dalam upaya membangun sistem data yang handal dan berkelanjutan. “Aplikasi EMIS hadir sebagai solusi atas permasalahan data yang telah berlangsung selama hampir 20 tahun. Kehadiran user champion EMIS 4.0 memerlukan Bimtek agar mereka mampu menggunakan dan menyempurnakan program ini,” ujarnya.
Hafaz juga menekankan pentingnya peran operator sebagai user champion. "Istilah user champion dipilih untuk menunjukkan bahwa operator bukan sekadar pengolah data, tetapi mereka adalah individu-individu hebat yang memiliki kemampuan untuk mengoperasikan aplikasi dengan baik dan memastikan data yang dihasilkan akurat. Tanpa operator, program ini tidak akan berarti apa-apa," tambahnya.
Acara ini dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Gus Shampton, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya pengembangan data sebagai kunci kesuksesan. "Pengembangan data adalah titik poin yang sangat penting, karena siapa yang memiliki data adalah pemenangnya. Oleh karena itu, kita perlu menyiapkan operator-operator hebat yang mampu mengumpulkan data dengan baik dan valid. Dengan aplikasi EMIS, diharapkan pendidikan Islam, terutama pesantren, dapat memiliki data yang akurat dan dapat dijadikan landasan dalam pengambilan kebijakan," tutur Gus Shampton.
Beliau juga mengingatkan pentingnya menjaga kerahasiaan data. "Saya berharap data ini tidak bocor karena ini adalah milik Kementerian. Dulu pada tahun 2007, saya bertemu dengan seorang kyai yang menemukan sebuah organisasi dengan data pesantren yang sangat lengkap, bahkan lebih detail dari data Kementerian. Hal ini bisa sangat berbahaya jika data tersebut digunakan dengan tidak benar," ungkapnya.
Dengan berlangsungnya kegiatan ini, diharapkan para operator EMIS dapat lebih siap dan kompeten dalam mengelola data, sehingga pondok pesantren di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan bangsa. Humas