Malang, 11 Agustus 2025 — Awal pekan ini, Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang, tidak hanya memperkuat komitmen pembinaan keluarga sakinah, tetapi Kemenag juga mendorong masyarakat untuk melek perencanaan keuangan keluarga demi masa depan yang lebih stabil, mandiri, dan bahagia.
Bertempat di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang, kegiatan yang dikemas dalam Layanan Keluarga Sakinah Angkatan 5 ini diselenggarakan oleh KUA Kecamatan Klojen. Hadir membuka dan memimpin kegiatan, Kepala KUA Kecamatan Klojen, Ali Wafa, S.Ag., didampingi staf Bimas Islam dan staf KUA. Acara ini menghadirkan dua pemateri inspiratif: Fahrurozi Suhastra, M.H., yang membawakan materi Pelestarian Keluarga Sakinah, serta Machmudah, S.Ag., Penyuluh Agama Islam Kemenag Kota Malang, yang memaparkan Perencanaan Keuangan Keluarga.
Kedua materi ini disampaikan kepada para peserta yang merupakan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan MIN 1 Kota Malang, dengan tujuan memberikan tambahan bekal pengetahuan sekaligus keterampilan praktis untuk membangun rumah tangga yang harmonis, mandiri, dan siap menghadapi tantangan zaman.
Membangun Fondasi Keluarga Sakinah
Fahrurozi Suhastra menjelaskan bahwa keluarga sakinah tidak hadir begitu saja, melainkan dibangun di atas fondasi keimanan yang kokoh, saling mencintai, menghormati, dan menjaga. Ia menggarisbawahi pentingnya komunikasi, musyawarah, serta pembagian peran yang adil dalam rumah tangga.
“Banyak tantangan yang bisa menggerus keharmonisan keluarga, seperti kurangnya komunikasi, pengaruh media sosial, masalah ekonomi, hingga campur tangan pihak ketiga. Menghadapi itu semua, kita butuh kesabaran, saling memahami pasangan, dan menghidupkan nilai sakinah, mawaddah, wa rahmah dalam keseharian,” ujarnya.
Fahrurozi juga mengingatkan tentang lima pilar keluarga sakinah yang bersumber dari Al-Qur’an, mulai dari Mitsaqan Ghalidha (janji kokoh pernikahan) hingga prinsip saling ridha. Semua itu menjadi penopang agar rumah tangga dapat bertahan menghadapi dinamika zaman.
Cerdas Mengelola Keuangan Keluarga
Sesi berikutnya dibawakan Machmudah yang menyoroti fakta bahwa banyak keluarga terjebak gaya hidup konsumtif tanpa perencanaan keuangan yang matang.
“Mengelola keuangan itu bukan sekadar mencatat pemasukan dan pengeluaran, tapi juga mempersiapkan masa depan. Kita harus punya dana darurat, tabungan pendidikan anak, dana pensiun, dan perencanaan ibadah seperti haji. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit,” terangnya.
Ia juga memaparkan strategi investasi yang aman, mulai dari logam mulia, deposito, reksadana, hingga properti, serta mengingatkan pentingnya waspada terhadap investasi bodong. “Keuangan yang sehat akan mendukung keharmonisan keluarga. Sebaliknya, masalah finansial yang tidak terkelola bisa menjadi pemicu keretakan rumah tangga,” tambahnya.
Sinergi antara Nilai dan Keterampilan
Kegiatan ini tidak hanya membekali peserta dengan ilmu agama dan etika berumah tangga, tetapi juga keterampilan praktis untuk bertahan secara finansial. Kombinasi dua topik ini diharapkan dapat membentuk keluarga yang kuat secara spiritual, emosional, dan ekonomi.
“Pelestarian keluarga sakinah dan perencanaan keuangan adalah dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Keluarga yang damai butuh kestabilan ekonomi, dan pengelolaan keuangan yang baik akan terasa ringan jika dijalankan dalam suasana rumah tangga yang penuh cinta dan pengertian,” kata salah satu peserta yang antusias mengikuti acara dari awal hingga akhir.
Dengan adanya program ini, Kemenag Kota Malang berharap masyarakat semakin sadar bahwa membangun keluarga sakinah tidak hanya berbicara soal ibadah dan cinta, tetapi juga kesiapan menghadapi realitas hidup, termasuk tantangan ekonomi.
Kegiatan ditutup dengan tepuk semangat “Keluarga Sakinah” yang dipandu Fahrurozi, disusul pesan dari Machmudah untuk mulai menabung meski dari jumlah kecil. Peserta pulang membawa bekal ilmu dan tekad baru, demi mewujudkan keluarga yang lebih harmonis, mandiri, dan siap menghadapi masa depan.
(HUMAS Kemenag Kota Malang)