Jangan Sampai Kita Dilaknat Saat Membaca Al Qur an

Kota Malang (24/2) -- Pagi ini, suasana haru dan penuh kebersamaan terasa di MIN 2 Kota Malang. Khotimul Qur'an dan Imtihan ke-7 dengan metode Ummi menjadi momen penting bagi ratusan wali santri dan santri yang hadir dalam acara ini.

Dihadiri oleh kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Gus Shampton, beserta ibu, kepala Sub Bagian Tata Usaha, kepala MIN 2 Kota Malang, para guru, serta karyawan, acara ini menjadi bukti nyata akan semangat dan dedikasi dalam mempelajari dan menghafal Al Qur'an di MIN 2 Kota Malang.

Dalam sambutannya, Gus Shampton menyampaikan rasa syukurnya atas kemampuan anak-anak dalam membaca dan menghafal Al Qur'an. "Saya sangat senang karena saya juga dalam proses membangun pendidikan Al Qur'an untuk pegawai Kantor di lingkungan Kemenag Kota Malang," ujarnya penuh semangat.

Beliau juga menekankan pentingnya pemahaman Al Qur'an selain sekadar menghafal. "Harapan saya jangan sampai kita mendidik anak-anak hafal Al Qur'an namun tidak memahami Al Qur'an. Apapun metodenya selama tidak putus belajar Al Qur'an, maka itulah yang terbaik," tambahnya dengan penuh semangat.

Dalam konteks pembelajaran Al Qur'an, Gus Shampton mengutip penafsiran Imam At-Thabari yang menjelaskan tentang kedua paku bumi. "Imam At-Thabari dalam tafsirnya menjelaskan

bahwa paku bumi ada 2, yaitu:

1. Gunung, bumi saat diciptakan bergetar keras karena dia mengetahui kelak akan diambil dari dirinya debu atau tanah yang akan dijadikan manusia yang nantinya manusia akan merusak bumi dan bangkainya akan ditanam di dalam bumi, maka bergetarlah kencang bumi sampai dilemparkanlah paku- bumi yaitu Gunung

2. Tak lim-mutakliman, suatu ketika akan dilemparkan balak ke suatu kaum karena di dalam Kaum tersebut penuh kemungkaran namun diurungkan karena di dalamnya ada Tak lim-mutakliman al Qur an." Ungkap beliau.

Acara ini diakhiri dengan harapan bahwa orang tua dan guru tetap memberikan pendidikan Al Qur'an sekaligus pemahaman Al Qur'an kepada anak-anak. "Saya berpesan agar selalu memberikan pendidikan Al Qur'an kepada anak-anak kita. Jangan sampai anak kita membaca Al Qur'an namun anak kita dilaknat karena makhraj, sifat, dan hukum-hukum hurufnya tidak sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW, sehingga dapat merubah arti," tutup Gus Shampton penuh harap.

Khotimul Qur'an dan Imtihan Ke-7 Metode Ummi MIN 2 Kota Malang menjadi merupakan hal penting dalam perjalanan spiritual dan pendidikan anak-anak semoga mampu memberikan semangat baru dalam menghafal dan memahami Al Qur'an. Humas

Muhammad Nur Hidayah

Penulis yang bernama Muhammad Nur Hidayah ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Pranata Humas dan Agen Perubahan Kemenag Kt Malang.