Tim Kecil Yang Solid Lebih Baik Untuk Meraih Cita-Cita

Ada hal menarik saat mengikuti kajian Sofwat Tafasir bersama Habib Husein Ibn Alwy Ibn Agil, yang materinya berkait dengan rumpun surat Taubah ayat 46-60 pada pembahasan ayat 50 yaitu:

اِنْ تُصِبْكَ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْۚ وَاِنْ تُصِبْكَ مُصِيْبَةٌ يَّقُوْلُوْا قَدْ اَخَذْنَآ اَمْرَنَا مِنْ قَبْلُ وَيَتَوَلَّوْا وَّهُمْ فَرِحُوْنَ

Jika engkau (Muhammad) mendapat kebaikan, mereka tidak senang; tetapi jika engkau ditimpa bencana, mereka berkata, “Sungguh, sejak semula kami telah berhati-hati (tidak pergi berperang),” dan mereka berpaling dengan (perasaan) gembira.

Ayat ini diturunkan ketika Rasul akan berangkat ke Tabuk untuk berperang melawan bangsa Romawi yang menentang dakwah Islam. Rasul menawarkan ke salah satu munafikin, Jadd Ibn Qaisy. “Wahai Aba Wahb (kunyah dari Jadd Ibn Qaisy) apakah engkau tertarik kepada bani al-asfar (orang romawi) kamu bisa menjadikan mereka budak?” Jad Ibn Qaisy menjawab: “wahai rasul kaumku tahu bahwa aku mudah tergiur dengan perempuan. Dan aku hawatir kalau aku melihat bani asfar aku tidak sabar melihat mereka, oleh karena itu jangan mempengaruhiku, dan izinkan aku agar bisa tetap di Madinah (untuk tidak ikut perang ke Tabuk).

Jarak Tabuk dan Madinah ada pada kisaran 627 kilometer, sebuah jarak yang tidak pendek untuk perjalanan dengan unta terlebih bila dengan jalan kaki. Butuh keimanan yang kuat untuk bersedia berjuang bersama Rasulullah.

Orang munafik akidah sebenarnya adalah orang yang tidak mau beriman dihatinya, ia hanya mengimani ditataran dzahirnya saja. Bersahadat hanya untuk seolah-olah berislam. Namun sesungguhnya mereka ini tidak ada bedanya dengan orang kafir.

Karenanya jangankan berjalan 627 kilometer, pada perang uhud yang letaknya dikisaran Madinah, orang-orang munafik ini menjadi pioner-pioner yang melakukan penggembosan terhadap pasukan Islam yang dipimpin oleh Ibn Salul. Mereka menghindar dari peperangan saat yang lain bersiap maju ke medan pertempuran.

Saat ini hampir tidak ada orang yang munafik akidah. Tetapi yang mengikuti perilaku orang munafik tentu masih banyak sekali. Mereka tidak senang dengan kesuksesan orang lain. Kalau ada orang lain gagal mereka mempunyai rasa senang bahkan kalua musibah terjadi, mereka seolah menjadi sosok bijak dengan mengatakan; “kami sudah mengingatkan dan waspada terhadap akibat ini. Agar kami tidak mengalami bencana sebagaimana yang engkau alami. Untung kami tidak terlibat.”

Didalam kehidupan ini pengikut-pengikut perilaku orang-orang munafik ini tidak sedikit. Mereka beriman sebagaimana orang mukmin, tetapi kedengkian masih terpendam dalam dada mereka karena mencontoh perilaku orang munafik aqidah. Untuk itu, Habib Husein Ibn Alwy Ibn Agil menegaskan bahwa rumpun ayat ini disamping menghibur Rasulullah terhadap penolakan kelompok munafikin untuk berperang ke Tabuk, juga mengedukasi kita bahwa dalam perjuangan dakwah itu tidak perlu banyak orang, cukup sekelompok kecil yang punya komitmen yang dengan komitmen itu Allah akan memberikan kekuatan yang bersifat rabbani/ilahiyah. Allah mengingatkan:

كم من فئة قليلة غلبت فئة كثيرة بإذن الله

Betapa banyak kelompok-kelompok kecil yang mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah

Achmad Shampton

Penulis yang bernama Achmad Shampton ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama .