Dalam dinamika sebuah organisasi, peran pimpinan sangat krusial. Mereka adalah nahkoda yang menentukan arah dan tujuan organisasi. Namun, bukan berarti seorang pimpinan selalu benar dalam setiap keputusan. Terkadang, mereka juga bisa melakukan kesalahan atau kekeliruan.
Di sinilah pentingnya peran anggota organisasi untuk berani mengingatkan pimpinan. Mengingatkan pimpinan adalah hak sekaligus kewajiban setiap anggota organisasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa organisasi tetap berjalan sesuai dengan visi dan misinya.
Namun, mengingatkan pimpinan bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan keberanian, etika, dan cara penyampaian yang tepat. Kemenag Kota Malang sebenarnya telah membuat kran kritik pada giat ABG Asyik Bersama Gus, tetapi seringkali kritik itu seperti masih dianggap tabu hingga masih sedikit ASN yang berani berbicara secara terbuka. Seharusnya kritik tidak boleh dijadikan sesuatu yang tabu karena dari sana akan muncul ide-ide baru dan memungkinkan perubahan kebijakan yang lebih baik. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat ingin mengingatkan pimpinan:
Niat yang Tulus
Niat yang tulus adalah modal utama saat ingin mengingatkan pimpinan. Ingatkan pimpinan dengan niat untuk memperbaiki organisasi, bukan untuk mencari keuntungan pribadi atau menjatuhkan pimpinan.
Waktu dan Tempat yang Tepat
Pilihlah waktu dan tempat yang tepat untuk menyampaikan masukan kepada pimpinan. Hindari menyampaikan masukan di depan umum atau saat pimpinan sedang terburu-buru. Bicaralah secara pribadi dan sopan. Imam Syafii dalam buku"diwan syafii" yang memuat syair-syair karyanya menegaskan:
تَعَمَّدني بِنُصحِكَ في اِنفِرادي * وَجَنِّبني النَصيحَةَ في الجَماعَه
فَإِنَّ النُصحَ بَينَ الناسِ نَوعٌ * مِنَ التَوبيخِ لا أَرضى اِستِماعَه
وَإِن خالَفتَني وَعَصِيتَ قَولي * فَلا تَجزَع إِذا لَم تُعطَ طاعَه
"Sampaikan nasihatmu kepadaku saat aku sendirian. Dan jangan katakan nasihat itu kala banyak orang karena memberi nasihat di kalangan banyak orang adalah salah satu bentuk dari pelecehan, aku tidak senang mendengarnya. Apabila saran dan ucapanku ini tidak kau perhatikan. Janganlah menyesal jika sekiranya nasihatmu tidak ditaati."
Cara Penyampaian yang Baik
Sampaikan masukan dengan cara yang baik dan sopan. Gunakan bahasa yang jelas, lugas, dan tidak menyinggung. Hindari nada bicara yang tinggi atau terkesan menggurui. Dalam nasehat orang arab disebutkan الطريقة اهم من المادة cara itu lebih penting dari substansi yang ingin disampaikan.
Fokus pada Solusi
Saat menyampaikan masukan, fokuslah pada solusi atau alternatif yang lebih baik. Jangan hanya mengkritik tanpa memberikan solusi.
Terima dengan Lapang Dada
Seorang pimpinan yang baik akan menerima masukan dari anggotanya dengan lapang dada. Jangan berkecil hati jika masukan Anda tidak diterima atau ditolak, karena mungkin pimpinan punya perspektif yang berbeda dan sudut pandang yang lebih luas dari kita.
Analogi Makmum dalam Shalat
Salah satu contoh yang baik dalam mengingatkan pimpinan adalah аналогия makmum dalam shalat. Jika imam melakukan kesalahan dalam shalat, makmum dapat mengingatkannya dengan membaca "subhanallah".Namun, yang perlu diperhatikan adalah niat dari ucapan "subhanallah" tersebut. Jangan sampai ucapan "subhanallah" tersebut hanya diniatkan mengingatkan saja atau bahkan sindiran kepada imam, maka hal itu malah menyebabkan shalat makmum menjadi batal. Ucapan "subhanallah" harus diniatkan untuk berdzikir kepada Allah SWT sebagai pengingat agar seorang yang mengingatkan tidak boleh berorientasi pada kepentingan pribadi tetapi untuk bersama memperbaiki organisasi. Bahasa kasarnya, mengingatkan harus karena Allah, bukan karena ingin merendahkan atau menghancurkan pimpinan. Mereka yang mengingatkan karena Allah, tentu tidak akan menggunakan cara yang mempermalukan pimpinannya.
Kesimpulan
Mengingatkan pimpinan adalah tindakan yang sah-sah saja, asalkan dilakukan dengan niat yang tulus, cara yang baik, dan fokus pada solusi. Tujuannya adalah untuk kebaikan organisasi, bukan untuk kepentingan pribadi.