Wamenag Tekankan Pentingnya Pendidikan Inklusif dalam Kuliah Umum di Universitas Brawijaya

Kota Malang – Wakil Menteri Agama RI memberikan kuliah umum bertema "Asta Cita Mendorong Pendidikan yang Inklusif untuk Mewujudkan Indonesia Emas 2045" di Universitas Brawijaya, Malang, Selasa (12/2). Dalam paparannya, Wamenag menekankan pentingnya paradigma inklusivitas dalam dunia pendidikan untuk membangun generasi unggul di tengah era globalisasi.

Apresiasi untuk Universitas Brawijaya

Mengawali sambutannya, Wamenag memberikan apresiasi kepada Universitas Brawijaya yang telah berkontribusi dalam mencerdaskan anak bangsa selama lebih dari enam dekade. Sebagai salah satu perguruan tinggi unggulan di Indonesia, Universitas Brawijaya menempati peringkat ke-12 secara nasional berdasarkan QS World University Rankings 2024.

“Universitas Brawijaya telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam pengembangan pendidikan nasional. Prestasi yang diraih tidak hanya menjadi kebanggaan Malang, tetapi juga seluruh Indonesia,” ujar Wamenag.

Pendidikan Inklusif untuk Indonesia Emas

Dalam kuliah umum tersebut, Wamenag menyoroti pentingnya pendidikan inklusif sebagai kunci untuk mencetak generasi emas di tahun 2045. Pendidikan inklusif, menurutnya, tidak hanya tentang memastikan akses pendidikan yang merata bagi semua kalangan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dalam ilmu pengetahuan.

"Pendidikan inklusif harus mampu memadukan ilmu pengetahuan dan moralitas. Seperti yang dicontohkan tokoh besar seperti Ibn Sina, yang berhasil memadukan keilmuan eksak dengan ajaran agama. Ini adalah teladan yang relevan untuk pendidikan kita saat ini," tegasnya.

Dukung Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo

Mengacu pada Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Wamenag menyoroti sejumlah program yang bertujuan memperkuat sumber daya manusia, sains, dan teknologi. Salah satunya adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan perbaikan 330 ribu sekolah untuk mendukung pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia.

Wamenag juga mengajak perguruan tinggi untuk berkolaborasi dalam menciptakan generasi unggul yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter. “Tanpa moral, ilmu pengetahuan akan kehilangan arah. Perguruan tinggi harus menjadi motor penggerak perubahan dengan mencetak generasi yang mampu membawa perubahan positif di masyarakat,” imbuhnya.

Apresiasi Kepala Kantor Kemenag Kota Malang

Setelah mengikuti kuliah umum tersebut, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Gus Shampton, menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya atas kesempatan berharga tersebut.

"Saya merasa sangat bersyukur dapat mengikuti kuliah umum ini. Pesan-pesan Wamenag sangat relevan dengan tantangan pendidikan kita saat ini, terutama dalam menanamkan nilai-nilai inklusivitas dan moral dalam dunia akademik," ujarnya.

Beliau juga menambahkan bahwa pesan Wamenag akan menjadi pedoman penting bagi seluruh jajaran pendidikan di Kota Malang untuk terus mendukung terwujudnya pendidikan inklusif demi mencetak generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.

Acara yang dihadiri oleh para dosen, mahasiswa, dan pimpinan Universitas Brawijaya ini berlangsung dengan penuh antusiasme. Civitas akademika berharap pesan-pesan yang disampaikan Wamenag dapat menjadi inspirasi dalam mengembangkan pendidikan yang lebih inklusif di masa mendatang. Humas

Muhammad Nur Hidayah

Penulis yang bernama Muhammad Nur Hidayah ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Pranata Humas dan Agen Perubahan Kemenag Kt Malang.