Malang, 18 Juli 2025 — Dalam upaya memperkuat tata kelola wakaf yang profesional dan berdampak luas bagi masyarakat, Badan Wakaf Indonesia (BWI) bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Sertifikasi Nazhir Wakaf yang diikuti oleh 35 peserta dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Timur. Kegiatan berlangsung selama tiga hari, mulai 16 hingga 18 Juli 2025, bertempat di Hotel Aliante, Malang.
Acara ini menjadi momen penting dalam rangka meningkatkan kapasitas para Nazhir wakaf pengelola dan penerima amanah harta wakaf agar mampu mengelola aset wakaf secara akuntabel, produktif, dan sesuai prinsip syariah serta perundang-undangan yang berlaku.
Dorong Profesionalisme Nazhir Wakaf
Kegiatan dibuka secara resmi oleh perwakilan Bank Indonesia, Ibu Siti Nurfalina, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap program ini. Ia menegaskan bahwa wakaf, terutama wakaf uang, berpotensi menjadi sumber baru keuangan nasional.
“Potensi wakaf uang di Indonesia mencapai Rp180 triliun. Ini bukan angka kecil. Bila dikelola secara profesional dan transparan oleh para Nazhir yang kompeten, maka wakaf dapat menjadi pilar penting dalam mendukung kesejahteraan masyarakat dan pembangunan nasional,” tegas Siti saat membuka kegiatan.
Target 10.000 Nazhir Bersertifikat
Ketua panitia kegiatan, Dr. Ir. Agus Priyatno, yang juga merupakan Komisioner BWI Pusat, menyampaikan pentingnya pelatihan seperti ini untuk menjawab tantangan pengelolaan wakaf di era modern.
“Masih banyak masyarakat yang menganggap wakaf terbatas pada tanah atau bangunan. Padahal, dalam fiqh kontemporer, wakaf bisa berupa uang, saham, bahkan aset digital. Potensi ini sangat besar jika dikelola dengan baik,” ungkapnya.
Agus juga mengungkapkan bahwa saat ini jumlah Nazhir bersertifikat di Indonesia baru sekitar 5.000 orang. BWI menargetkan 10.000 Nazhir bersertifikat dan profesional dalam waktu dekat. Ia menyatakan optimisme bahwa target ini bisa tercapai dengan dukungan dari berbagai lembaga strategis, termasuk Bank Indonesia.
Harapan dari Kementerian Agama
Kementerian Agama Kota Malang yang diwakili Sukirman, S.Ag., M.Pd, selaku Kepala seksi PD Pontren mengajak para peserta untuk mengikuti kegiatan secara serius dan maksimal.
“Nazhir adalah ujung tombak pengelolaan wakaf. Maka penting bagi kita memastikan mereka memiliki kompetensi, integritas, dan semangat pelayanan yang tinggi agar wakaf betul-betul menjadi kekuatan ekonomi umat,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi sinergi antara BWI dan Bank Indonesia yang telah memfasilitasi kegiatan ini sebagai langkah konkret dalam mendorong pengelolaan wakaf berbasis kompetensi.
Sinergi Membangun Wakaf Produktif
Selama tiga hari pelatihan, para peserta mendapatkan materi dari berbagai narasumber ahli di bidang fiqh wakaf, manajemen keuangan syariah, regulasi perwakafan, serta praktik pengelolaan wakaf produktif. Peserta juga menjalani ujian sebagai bagian dari proses sertifikasi resmi sebagai Nazhir wakaf.
Suasana kegiatan berlangsung hangat, penuh semangat belajar, serta diskusi aktif antara peserta dan narasumber. Para peserta menyambut baik materi yang disampaikan dan berharap pelatihan semacam ini dapat terus berlanjut di daerah masing-masing.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya kolektif untuk menyiapkan SDM wakaf yang unggul, sekaligus memperluas literasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya wakaf sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi dan sosial.
Dengan semakin banyak Nazhir yang bersertifikasi, diharapkan wakaf tidak hanya menjadi ibadah yang bersifat pasif, tetapi juga menjadi kekuatan produktif yang mampu menciptakan perubahan nyata bagi kesejahteraan umat dan kemajuan bangsa.
(HUMAS Kemenag Kota Malang)