Kota Malang, Sabtu, 26 April 2025 – Di tengah kesibukan pagi Kota Malang yang mulai menggeliat, suasana tenang, nyaman, dan asri terasa di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Ulum yang berlokasi di Jl. Teluk Pelabuhan Ratu no. 115 A Arjosari, Blimbing. Tepat pukul 07.30 WIB, dua staf Seksi Pendidikan Madrasah (Pendma) Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang, Ibu Iin Nurjanah dan Ibu Rina Kustini, tiba untuk melaksanakan monitoring Ujian Madrasah (UM) jenjang MI yang memasuki hari terakhir.
Kunjungan kali ini tidak hanya sekadar meninjau jalannya ujian. Ibu Iin dan Ibu Rina juga bertugas melayani madrasah dalam berbagai kendala teknis terkait program layanan. Beberapa isu penting yang menjadi perhatian adalah residu data siswa dalam e-ijazah, pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), proses akreditasi, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), hingga isu bullying yang tengah marak.
Dalam perbincangan hangat dengan Kepala Madrasah MI Nurul Ulum, Ibu Thoifah, S.PdI, terungkap beberapa poin penting. Beliau menyampaikan rasa syukur karena residu data siswa kelas 6 di madrasahnya nihil. Namun, terdapat satu siswa kelas 1 yang masih terkendala administrasi kependudukan karena belum masuk dalam Kartu Keluarga (KK) orang tuanya. Pihak madrasah terus berupaya memberikan edukasi kepada orang tua siswa mengingat pentingnya data kependudukan untuk penerbitan ijazah kelak. Ibu Thoifah juga menyampaikan bahwa dari 20 guru yang ada, baru 5 orang yang telah bersertifikasi, sementara tenaga kependidikan berjumlah 2 orang.
Terkait Penerimaan Peserta Didik Baru Madrasah (PPDBM) tahun ajaran 2025, Ibu Thoifah mengungkapkan keheranannya. Meskipun MI Nurul Ulum telah terakreditasi A sejak tahun 2022 dan biasanya selalu memenuhi kuota dua kelas, bahkan seringkali melebihi, tahun ini madrasahnya masih kekurangan 5 siswa dan tengah membuka gelombang kedua PPDBM. Fenomena ini ternyata juga dialami oleh beberapa Sekolah Dasar (SD) di sekitar wilayah MI Nurul Ulum. Beliau menambahkan, meskipun dikelilingi oleh 5 SD, pihak madrasah tetap optimis untuk mencapai target siswa yang diharapkan.
Lebih lanjut, Ibu Thoifah menyinggung adanya satu siswa yang mengundurkan diri karena perbedaan pilihan orang tua terkait jenjang pendidikan. Pihak madrasah dengan lapang dada melepas siswa tersebut dan memberikan arahan mengenai pentingnya restu orang tua dalam pendidikan anak. Beliau juga menyoroti perbedaan signifikan perilaku siswa zaman dahulu dengan siswa saat ini, yang menuntut guru untuk memiliki kesabaran ekstra. Orang tua zaman sekarang juga dinilai lebih protektif dan menuntut jaminan keamanan serta larangan untuk memarahi atau bersikap kasar kepada anak. Ibu Thoifah mengakhiri perbincangan dengan menyampaikan bahwa memarahi siswa zaman sekarang justru seringkali dianggap sebagai tantangan.
Kunjungan tim monev dari Kemenag Kota Malang ini diharapkan dapat memberikan solusi dan dukungan bagi MI Nurul Ulum serta madrasah lainnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan mengatasi berbagai kendala yang dihadapi. Suasana pagi yang cerah di MI Nurul Ulum menjadi saksi semangat para pendidik dan pengelola madrasah dalam memberikan pelayanan terbaik bagi generasi penerus bangsa.