Kemenag Kota Malang Perkuat Peran Majelis Taklim sebagai Kontrol Sosial dan Wadah Edukasi Keagamaan

Kota Malang -- Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang menggelar kegiatan Penguatan Kelompok Kerja Majelis Taklim, Kamis (15/5), bertempat di Aula Utama Kantor Kemenag Kota Malang. Kegiatan ini bertujuan memperkuat sinergi antar majelis taklim sekaligus menegaskan peran strategisnya sebagai kontrol sosial dan pusat edukasi keagamaan di tengah masyarakat.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala Kemenag Kota Malang, Gus Shampton, tepat pukul 09.17 WIB. Dalam arahannya, Gus Shampton menekankan pentingnya membangun sistem bersama dalam menanggulangi persoalan sosial dan menangkal penyimpangan pemahaman keagamaan, terutama yang berkembang melalui media sosial dan informasi yang tidak tervalidasi.

“Salah satu yang kita harapkan dari pembentukan kelompok kerja majelis taklim adalah terciptanya sistem penanggulangan masalah sosial di sekitar kita,” tegasnya.

Lebih lanjut, Gus Shampton menegaskan bahwa Islam merupakan agama komunitas yang menekankan kepedulian terhadap lingkungan sosial.

“Jangan sampai kita bersikap individualis. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Allah sangat murka kepada orang yang berkata ‘Ini bukan urusanmu’ saat melihat kemungkaran di sekitarnya,” ujarnya.

Dihadiri Tokoh Lintas Ormas

Acara ini dihadiri berbagai tokoh dan lembaga keagamaan, di antaranya perwakilan dari Nahdlatul Ulama, Muslimat, Muhammadiyah, Aisyiyah, LDII, Al Irsyad, serta para pengurus majelis taklim tingkat kecamatan se-Kota Malang.

Kepala Seksi Bimas Islam, Ahmad Hadiri, S.Ag., M.Ag., dalam laporannya menyampaikan bahwa jumlah majelis taklim di Kota Malang saat ini hampir menyentuh angka 100.

“Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjalin persaudaraan antar-majelis taklim, memperkuat jaringan, dan meningkatkan kapasitas. Sinergi ini sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlangsungan fungsi majelis taklim sebagai lembaga pembinaan keagamaan dan sosial masyarakat,” paparnya.

Majelis Taklim sebagai Benteng Moral

Majelis taklim berperan sebagai lembaga pendidikan Islam non-formal yang tidak hanya menjadi tempat pengajian, diskusi, dan zikir, tetapi juga menjalankan fungsi sosial seperti bakti sosial dan pembinaan masyarakat. Peran strategisnya dalam menjaga nilai-nilai keagamaan dan moral sosial menjadi krusial di tengah dinamika kehidupan modern.

Hadir sebagai narasumber utama, Dr. Hj. Dewi Chamidah, S.Ag., M.Ag. (Dewan Pakar Muslimat NU Cabang Malang) dan Dwi Triyono (Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Kota Malang). Keduanya menyoroti pentingnya penguatan fungsi edukatif majelis taklim dalam menghadapi tantangan zaman serta mencegah munculnya kelompok-kelompok yang menyimpang dari ajaran Islam.

Fenomena menjamurnya majelis taklim tanpa landasan keilmuan dan keorganisasian yang kuat menjadi perhatian serius Kemenag. Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir sistem yang mampu menjawab berbagai perubahan sosial dan budaya yang kian cepat akibat kemajuan teknologi dan media sosial. Humas

Muhammad Nur Hidayah

Penulis yang bernama Muhammad Nur Hidayah ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Pranata Humas dan Agen Perubahan Kemenag Kt Malang.