Kota Malang, 13 Juni 2025 — Suasana antusias dan semangat kolaboratif memenuhi ruangan American Corner Malang di Universitas Muhamadiyah Malang ketika puluhan peserta dari berbagai organisasi komunitas berkumpul dalam satu agenda inspiratif bertajuk Pelatihan Podcast dan Pengenalan eLibraryUSA. Kegiatan ini tidak sekadar menjadi ajang belajar teknis, namun juga menjadi titik temu lintas generasi dan latar belakang untuk mengasah keterampilan digital sekaligus mempererat jejaring komunitas.
Sebanyak 59 peserta hadir mewakili berbagai elemen masyarakat, seperti Muslimat, IPBU, ISNU, Nasyiatul Aisyiyah, Aisyiyah, Muhammadiyah, Corps Mubalighah, dan Pemuda Masjid. Bahkan, dari kalangan penyuluh agama Islam Kantor Kementerian Agama Kota Malang turut berpartisipasi aktif, termasuk Nur Cholisoh, S.Ag., ME., Syahrosa Rahmania dan Imama, M.Pd. Keberagaman latar belakang peserta menjadi nilai tambah dalam kegiatan ini, memperkaya perspektif diskusi dan semangat belajar bersama.
eLibraryUSA: Membuka Jendela Dunia Lewat Gawai
Kegiatan diawali dengan pengenalan eLibraryUSA oleh Ria A. Asih, Direktur American Corner Malang. Dalam penyampaian yang hangat dan interaktif, Ria memperkenalkan platform digital milik Kedutaan Besar Amerika Serikat tersebut sebagai sumber belajar daring yang dapat diakses siapa saja secara gratis.
Peserta diajak mengenal fitur-fitur unggulan seperti Kanopy, layanan streaming film edukatif dan dokumenter berkualitas, serta Flipster, aplikasi membaca majalah digital dari berbagai genre. Tak hanya itu, Ria juga membagikan kiat-kiat praktis dalam memanfaatkan eLibraryUSA sebagai pendamping belajar dan riset yang bisa dimanfaatkan oleh guru, mahasiswa, penyuluh agama, hingga aktivis komunitas.
Pelatihan Podcast: Suara yang Menggerakkan
Setelah sesi pertama, pelatihan dilanjutkan dengan praktik langsung membuat podcast yang dipandu oleh Dani Maulana Yusuf, relawan berpengalaman di bidang produksi konten audio. Dalam suasana yang ramah dan penuh energi, peserta diperkenalkan pada dasar-dasar podcasting, mulai dari penggunaan alat rekam, teknik editing sederhana, hingga strategi perencanaan konten yang menarik.
Yang membuat pelatihan ini semakin menarik adalah adanya sesi praktik berkelompok. Para peserta dibagi menjadi beberapa tim kecil dan diberi kesempatan untuk merancang serta merekam mini podcast mereka sendiri. Kegiatan ini menjadi ruang eksplorasi yang menyenangkan sekaligus menantang, apalagi saat peserta harus menentukan tema, menulis skrip, dan tampil sebagai host maupun narasumber.
Interaksi Budaya Lewat Podcast
Kejutan menarik datang saat dua tamu asal Amerika, Jennifer Patrick dan Abby, turut ambil bagian dalam latihan podcast sebagai narasumber. Dengan pembawaan yang santai dan komunikatif, keduanya berinteraksi langsung dengan peserta, menciptakan pengalaman simulasi wawancara lintas budaya yang autentik.
Momen ini menjadi kesempatan emas bagi peserta untuk melatih kemampuan berbicara dalam Bahasa Inggris secara praktis, sekaligus memperluas wawasan tentang cara berkomunikasi yang efektif dalam konteks global. Kehadiran Jennifer dan Abby memperkaya dinamika pelatihan, membuktikan bahwa podcast bisa menjadi jembatan penghubung antarbudaya yang kuat.
Podcast untuk Dakwah yang Relevan dan Adaptif
Salah satu peserta, Nur Cholisoh, seorang penyuluh agama yang bertugas di KUA Kecamatan Kedungkandang, menyampaikan kesan positifnya terhadap kegiatan pelatihan ini. “Workshop seperti ini sangat bermanfaat, khususnya dalam konteks dakwah. Melalui media podcast, pesan-pesan keagamaan bisa disampaikan dengan gaya yang lebih santai namun tetap fokus dan berdampak. Ini menjadi cara yang relevan untuk menjangkau generasi muda,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa kolaborasi antar komunitas serta pemanfaatan teknologi dapat membuka ruang dakwah yang lebih luas, adaptif, dan menarik, khususnya di era digital yang terus bergerak cepat. Di akhir penyampaiannya, Nur Cholisoh berharap acara serupa juga ada kelanjutannya dan lebih banyak lagi yang ikut dari kemenag, terutama untuk berdakwah di era kekinian atau syiar kemenag.
Mengasah Keterampilan, Mempererat Komunitas
Lebih dari sekadar pelatihan teknis, kegiatan ini menjadi sarana membangun kepercayaan diri, keterampilan komunikasi publik, dan literasi digital. Para peserta tak hanya pulang dengan pengetahuan baru, tetapi juga semangat untuk terus berkarya dan berjejaring.
American Corner Malang kembali membuktikan perannya sebagai pusat pembelajaran dan kolaborasi, yang tak hanya menyajikan konten bermutu, tetapi juga menghadirkan ruang-ruang dialog yang terbuka dan memberdayakan. Dari eLibrary hingga podcast, semuanya membuka peluang baru bagi masyarakat untuk belajar, berbagi, dan terhubung dalam harmoni.
(HUMAS Kemenag Kota Malang)