Malang – Mengangkat sisi toleransi dan kebersamaan ASN dalam pelayanan publik.
Suasana berbeda terasa di lingkungan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang pada Jumat sore, 11 April 2024. Menjelang waktu salat Asar, sebuah truk besar memasuki halaman kantor membawa ratusan koper untuk para calon jamaah haji tahun 2025. Kedatangan koper ini menandai awal dari rangkaian persiapan haji yang mulai bergerak secara konkret.
Sebanyak 551 koper tiba pada tahap pertama pengiriman ini. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini tiap jamaah akan menerima lima item perlengkapan, yaitu satu koper besar, satu koper kecil, satu tas paspor, satu tas ransel, serta sarung koper. Perubahan ini disambut baik oleh masyarakat dan para petugas, karena dinilai lebih lengkap dan memudahkan jamaah dalam mempersiapkan keberangkatan ke Tanah Suci.
Yang membuat suasana semakin hangat adalah keterlibatan penuh seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kemenag Kota Malang dalam proses pembongkaran koper dari truk. Bahkan penyuluh dan pengawas non-muslim turut serta dalam kegiatan tersebut, menunjukkan solidaritas lintas iman yang kuat.
Kepala Subbagian Tata Usaha Kemenag Kota Malang Nurul Istiqomah, M.Pd menyampaikan bahwa keterlibatan semua elemen, termasuk ASN non-muslim, adalah bentuk kebersamaan dan semangat pelayanan. “Meskipun bukan bagian dari jamaah, mereka ikut berpartisipasi dengan semangat yang luar biasa. Ini adalah bentuk pelayanan yang tulus dan semangat gotong royong yang patut diapresiasi,” ujarnya.
Kegiatan ini pun menarik perhatian para tamu dan warga yang kebetulan berada di lokasi. Seorang tamu yang datang berkunjung terlihat antusias saat melihat koper-koper tersebut diturunkan dari truk. Dengan senyum hangat, ia bertanya, “Koper jamaah, Bu?” dan dijawab oleh salah satu petugas, “Nggih, untuk tahun ini.” Sang tamu pun menimpali dengan penuh keharuan, “Lihat koper datang saja saya ikut senang melihatnya.”
Tak hanya itu, sejumlah siswa dari perguruan tinggi dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tengah menjalani program praktik kerja lapangan (PKL) di lingkungan Kemenag Kota Malang pun menunjukkan rasa ingin tahu yang besar. Mereka turut mengamati proses unloading koper dan bertanya dengan penuh antusias.
“Bu, ini koper untuk jamaah haji, ya? Bagaimana prosesnya sampai bisa sampai ke jamaah dan nanti dibawa ke Tanah Suci?” tanya salah satu siswa. Salah satu staf menjelaskan bahwa koper-koper tersebut nantinya akan diberi label dan identitas sesuai dengan nama dan kelompok jamaahnya. Penulisan identitas koper dilakukan oleh tim khusus yang telah ditunjuk, agar memudahkan proses distribusi serta menghindari kekeliruan saat pemberangkatan.
Antusiasme para siswa ini dianggap sebagai bentuk pembelajaran langsung tentang proses penyelenggaraan haji di Indonesia. “Pertanyaan-pertanyaan seperti ini penting, karena bisa menumbuhkan rasa empati dan pengetahuan tentang tata kelola ibadah haji,” ujar salah satu pegawai yang membimbing para peserta PKL.
Kedatangan koper ini menjadi simbol bahwa perjalanan suci menuju Tanah Suci mulai terasa nyata. Meskipun pemberangkatan jamaah haji masih beberapa bulan lagi, semangat pelayanan dan kebersamaan sudah mulai tampak sejak tahap awal persiapan.
Kemenag Kota Malang menegaskan bahwa proses distribusi koper ke masing-masing jamaah akan dilakukan secara bertahap, sesuai dengan data yang telah diverifikasi. Para calon jamaah diimbau untuk bersabar dan terus mempersiapkan diri, baik secara fisik maupun spiritual, untuk menjalani ibadah haji yang merupakan rukun Islam kelima ini.(HUMAS)