Malang, 5 Juni 2025 — Sebanyak 13 pasangan calon pengantin berkumpul dengan antusias di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kedungkandang pada Rabu, 4 Juni 2025. Mereka hadir bukan sekadar untuk memenuhi kewajiban administratif, melainkan untuk menyerap bekal penting sebelum mengarungi bahtera rumah tangga. Dalam suasana hangat dan penuh semangat, KUA Kedungkandang kembali menggelar kegiatan Bimbingan Perkawinan, sebuah program edukatif yang dirancang untuk membekali pasangan muda dengan pengetahuan dan keterampilan dasar membina rumah tangga yang harmonis.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber yang ahli di bidangnya dan menyampaikan materi yang relevan dengan kebutuhan pasangan yang akan menikah. Materi pertama bertajuk “Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin” dibawakan oleh Dra. Tridina Mikarini, Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Kedungkandang. Dengan gaya penyampaian yang komunikatif dan penuh semangat, Ibu Tridina mengupas tuntas pentingnya perencanaan keluarga sehat melalui konsep 4T: Terlalu muda, Terlalu tua, Terlalu dekat jarak kehamilan, dan Terlalu sering melahirkan.
“Banyak risiko kesehatan yang bisa dicegah jika pasangan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini. Tujuan akhirnya adalah melahirkan generasi yang sehat dan keluarga yang berkualitas,” ujar Tridina. Ia juga menekankan pentingnya kesiapan fisik dan mental pasangan sebelum menjalani kehamilan, serta peran komunikasi suami istri dalam perencanaan keluarga.
Sementara itu, materi kedua lebih menyoroti aspek emosional dan psikologis dalam pernikahan. Nur Cholisoh, S.Ag., M.E., seorang penyuluh agama Islam dari kantor Kementerian agama kota malang, mengajak para peserta untuk mengeksplorasi harapan, ketakutan, dan dinamika batin dalam membina rumah tangga. Salah satu sesi yang paling menyentuh adalah ketika calon istri diminta menyampaikan harapan kepada calon suami mereka, sementara calon suami mengungkapkan kekhawatiran terhadap calon istri setelah menikah.
Momen ini menciptakan suasana haru dan reflektif. Beberapa pasangan terlihat saling memandang dengan mata berkaca-kaca, menyadari pentingnya komunikasi yang jujur dan terbuka sebelum memulai kehidupan baru bersama.
“Pernikahan bukan hanya tentang cinta, tapi juga komitmen, kesabaran, dan kerja sama. Jangan takut untuk saling terbuka, karena di situlah kekuatan sebuah hubungan dibangun,” ujar Nur Cholisoh dalam paparannya.
Sepanjang kegiatan, peserta tampak aktif dan terlibat dalam diskusi, tanya jawab, serta berbagi pengalaman pribadi. Interaksi yang intens ini menciptakan suasana yang tidak hanya edukatif, tetapi juga menyenangkan dan penuh keakraban. Tidak sedikit dari peserta yang mengungkapkan bahwa bimbingan ini membuka wawasan baru dan memberikan kepercayaan diri dalam menghadapi kehidupan pernikahan.
Kepala KUA Kedungkandang, melalui panitia kegiatan, menyampaikan bahwa program ini merupakan salah satu bentuk komitmen KUA dalam membina masyarakat menuju pernikahan yang sehat, matang secara emosional, dan berlandaskan nilai-nilai agama. “Kami ingin para calon pengantin tidak hanya siap secara administratif, tapi juga secara psikologis, spiritual, dan sosial. Tujuan akhirnya adalah menciptakan keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah,” ujarnya.
Dengan semakin kompleksnya tantangan dalam kehidupan berumah tangga saat ini, keberadaan program seperti Bimbingan Perkawinan menjadi sangat relevan dan dibutuhkan. Melalui pendekatan yang menyentuh sisi personal sekaligus informatif, kegiatan ini diharapkan mampu memberikan fondasi kuat bagi pasangan muda dalam membangun rumah tangga yang kokoh dan harmonis.
Sebagai penutup, kegiatan ini bukan hanya menjadi wadah belajar, tetapi juga ruang berbagi, memahami, dan menumbuhkan empati. Sebuah langkah kecil namun berarti dalam menyiapkan generasi keluarga yang tangguh dan berdaya.
(HUMAS Kemenag Kota Malang)