Semangat Tunanetra Menyapa MPP Malang: Layanan Publik Kemenag Menebar Inspirasi

Malang, 8 Mei 2025 — Suasana hangat menyambut kehadiran tiga siswa Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN) Malang di Mall Pelayanan Publik (MPP) Merdeka, Kota Malang, Kamis pagi (8/5). Kunjungan ini menjadi momen inspiratif sekaligus penuh makna, bukan hanya bagi para siswa tunanetra, tetapi juga bagi para petugas pelayanan yang menerima mereka.

Tiga siswa tersebut adalah Jodi asal Situbondo, Awaludin dari Magetan, dan Reza dari Banyuwangi. Mereka datang bersama dua pendamping dari RSBN, yaitu Bapak Ari dan Mas Aris. Dalam kunjungan ini, mereka tidak hanya dikenalkan dengan layanan dari Kementerian Agama Kota Malang saja, tetapi juga berbagai layanan publik lainnya yang tersedia di MPP Merdeka.

Kementerian Agama Kota Malang, melalui petugas layanannya, menyambut hangat kedatangan para siswa. Pariati, S.Psi, yang akrab disapa Bu Atik, bersama Penyuluh Agama Islam Nur Cholishoh, S.Ag., ME, serta Umama, memberikan pendampingan dan penjelasan dengan sabar, ramah, dan penuh kehangatan.

Salah satu pendampingnya menyampaikan kami ingin mereka mengenal lingkungan yang lebih luas dari sekadar tempat mereka belajar sehari-hari. Harapannya, mereka bisa mendapatkan pengetahuan praktis tentang pelayanan publik sekaligus termotivasi untuk terus berkarya dan berkontribusi sesuai dengan kemampuan mereka.

“Layanan Kementerian Agama yang tersedia di MPP ini sama lengkapnya dengan yang ada di kantor Kementerian Agama Kota Malang. Mulai dari layanan sertifikasi halal, pendaftaran pernikahan dan haji, hingga konsultasi keagamaan semuanya bisa diakses dengan mudah dan nyaman disini,” ujar Bu Atik dengan ramah.

Menurut Nur Cholishoh, kunjungan para siswa ini justru menjadi momen refleksi yang mendalam. “Subhanallah, kehadiran mereka justru membuat kami lebih banyak bersyukur. Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna. Meskipun mereka memiliki keterbatasan dalam penglihatan, semangat dan kepercayaan diri mereka luar biasa,” ungkapnya dengan mata berbinar.

Nur Cholishoh menambahkan, “Kita kerap menganggap keterbatasan sebagai hambatan, sesungguhnya Allah telah memberikan kesempurnaan dalam bentuk lain. Semangat mereka adalah pelajaran besar bagi kita semua.”

Di bawah naungan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, RSBN Malang menjadi tempat bagi para penyandang disabilitas netra untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan kemandirian. Di sana, mereka diajari berbagai keterampilan seperti pijat atau massage, membuat keset, membatik, hingga layanan laundry. Semua itu dirancang agar para siswa siap mandiri dan diterima di tengah masyarakat.

Selama kunjungan di MPP, mereka tampak antusias mengikuti setiap penjelasan. Mereka aktif bertanya dan menyimak informasi dengan seksama. Salah satu siswa, bahkan mengajukan pertanyaan tentang prosedur dan persyaratan pernikahan secara resmi di KUA, karena dirinya sebelumnya hanya menikah secara siri.

Pertanyaan ini disambut baik oleh para petugas Kemenag yang langsung memberikan penjelasan terkait prosedur pernikahan resmi, pentingnya pencatatan nikah, serta perlindungan hukum bagi pasangan suami-istri dan anak-anaknya.

Kunjungan ini bukan hanya memperkenalkan pada sistem pelayanan publik, tetapi juga membuka ruang interaksi yang setara antara penyandang disabilitas dan masyarakat umum. Ini sejalan dengan semangat inklusivitas yang terus digaungkan oleh berbagai instansi pemerintah, termasuk Kementerian Agama.

“Kami berharap, ke depan akan semakin banyak kegiatan seperti ini, karena sangat berdampak positif bagi semua pihak. Ini bukan hanya edukasi, tetapi juga bentuk penguatan mental dan sosial bagi saudara-saudara kita yang luar biasa ini,” ujar Umama.

Kegiatan ini juga menjadi pengingat penting bahwa layanan publik sejatinya adalah hak setiap warga negara, tanpa terkecuali. MPP Merdeka Malang, dengan konsep integratifnya, menunjukkan bahwa keberagaman pengunjung termasuk dari kalangan disabilitas bukanlah hambatan, melainkan kekayaan yang perlu dihargai.

Di akhir kunjungan, mereka menyampaikan kesan mendalam dan ucapan terima kasih atas sambutan hangat yang mereka terima. Dengan senyum tulus dan semangat yang tidak luntur, mereka melangkah meninggalkan MPP, membawa bekal baru untuk masa depan yang lebih cerah.

"Kami tidak ingin dikasihani," ujar salah satu siswa. "Kami hanya ingin kesempatan untuk berkembang dan diterima sebagai bagian dari masyarakat." Sebuah pesan yang menggugah dan layak menjadi pengingat kita semua.

(HUMAS Kemenag Kota Malang)

Rudianto

Penulis yang bernama Rudianto ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Pengadministrasi Data Penyajian dan Publikasi.