Saatnya Bersimpuh Meneteskan Dosa Melangitkan Doa

Catatan Haji 2024
Achmad Shmapton, S.HI, M.Ag (Kepala Kantor Kemenag Kota Malang)

Salah satu dosa besar adalah prasangka seseorang yang ada di Arafah bahwa Allah tidak mengampuni dosa-dosanya. Hadits riwayat Tirmidzi, Ibn Maajah dan Ahmad. Berdasar hadits ini Imam Abdullah Ibn Alwy al-Haddad menyatakan: “Wafii arafaat kullu dzanbin mukaffar, wa mughtafarun minna birahmati ghafir.” Dan di Arafah setiap dosa dilebur dan diampuni dengan rahmat Allah yang Maha Ampun. Betapa dahsyatnya ampunan Allah bagi mereka yang ada di Arafah. Doa dan permohonan ampunnya diterima seketika. Maka sungguh disayangkan bila keberadaan kita di Arafah tidak dimanfaatkan dengan baik. Bahkan Imam Nawawi dalam kitab Idloh fi Manasikil Hajj menyatakan bahwa sunnah khutbah Arafah itu dibaca sangat pendek, tidak berlama-lama untuk memberi kesempatan mereka yang berwukuf berlama-lama dalam berdoa dan berzikir. Dalam Sahih Muslim, dikutip sebuah cerita tentang seseorang yang wukuf di Arafah. Orang itu menggenggam tujuh batu dan ber[1]kata: “Saksikanlah disisi Tuhanku, bahwa aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah.” Kemudian orang ini tidur dan bermimpi bahwa kiamat sudah terjadi dan dia telah dihitung amalnya dan kesimpulannya ia wajib masuk neraka. Malaikat kemudian mengambil orang ini untuk dimasukkan neraka. Saat mereka akan memasukkan neraka, salah satu batu jatuh menutupi pintu neraka. Para malaikat adzab bekerja sama untuk mengangkat batu ini dan tidak kuat. Kemudian orang ini digiring untuk masuk ke pintu lain dari neraka, tetapi begitu didepan pintu neraka salah satu batu itu kemudian jatuh didepan pintu neraka yang menutupi hingga tidak bisa masuk. Kemudian orang ini digiring ke bawah Arsh, dan malaikat berkata pada Allah; “Wahai Tuhan, Engkau tahu apa yang dilakukan hamba[1]Mu, kami tidak menemui jalan untuk memasukkannya di neraka.” Allah kemudian berkata pada orang tersebut: “Wwahai hambaku, kau mempersaksikan syahadatmu pada batu-batu dan batu itu tidak menyia[1]nyiakan hakmu, bagaimana Aku akan menyia-nyiakan hakmu, Aku melihat kesaksianmu.” Allah kemudian memerintahkan memasukkan orang itu kedalam surga. Saat mendekati surga, ternyata surga itu masih tertutup. Syahadat yang diucapkan hamba itu kemudian datang dan membuka pintu surga hingga orang itu masuk surga. Kisah ini dan ketentuan fikih ten[1]tang wukuf di Arafah, mengajarkan kita untuk memperbanyak doa, menghilangkan keraguan dihadapan Allah SWT hingga mempersaksikan syahadat dihadapan semua mahluk benda padat yang ada di Arafah. Bersyukurlah orang-orang yang diberi kesempatan untuk berwukuf di Arafah, apapun dan bagaimanapun cara yang ia tempuh untuk bisa sampai di Arafah. Allah memang Maha Pandai mengatur jalan cerita hingga seseorang diberi kesempatan bermunajat dibawah terik matahari Arafah. Sesungguhnya panas Arafah membakar setiap tetes dosa yang mengucur dari tubuh dan jasad kita. Rasulullah bersabda: “Tiada hari yang saat itu Allah paling banyak membebaskan hambanya dari api neraka kecuali hari Arafah, dan pada hari itu para malaikat mendekat dan membanggakan orang-orang yang wukuf, dan berkata “apa yang mereka inginkan...?; Mengapa Arafah begitu istimewa? Karena pada hari itu Allah menyem[1]purnakan agama kita, “hari ini Aku sempurnakan agamamu dan Aku sempurnakan nikmatmu dan Aku ridla Islam menjadi agamamu. (Al-Maidah 3) Sayidina Umar berkata: “Saya tahu bahwa hari dan tempat turunnya ayat itu pada Rasulullah adalah hari Jumat dimana Rasulullah sedang wukuf di Arafah.” Bersyukurlah orang-orang yang ber wukuf, bersimpuhlah dan mohonlah ampun kepada Allah yang mendekatkan rahmatNya padamu dan doakanlah bangsa Indonesia, untuk kemuliaan dan kejayaan bangsa ini. Pada Kamis, 13 Juni 2024 Satgas Jamarat dan satgas Arafah dige[1]rakkan menuju Arafah untuk mem[1]persiapkan jamuan para tamu Allah yang akan berdoa dan berdzikir pada 15 Juni 2024. Para petugas berdzikir dengan tugas dan layanan para hujjaj dan para tamu Allah berdzikir dan bersimpuh melangitkan semua doa[1]doa mereka dihadapan Yang Maha Kuasa. Wallahu a’lam. (*)

Artikel ini sudah dimuat di malangposcomedia pada 20 Juni 2024

Rudianto

Penulis yang bernama Rudianto ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Pengadministrasi Data Penyajian dan Publikasi.