Pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tahun 2024 terus bergulir. Setelah jenjang Madrasah Aliyah dan Tsanawiyah selesai, kini giliran Madrasah Ibtidaiyah yang menjadi perhatian. Khusus jenjang Madrasah Ibtidaiyah ttelah mencapai tahap kedua. Kota Malang, sebagai salah satu wilayah terpilih, menjadi fokus monitoring pelaksanaan ANBK oleh Pusat Asesmen Pendidikan, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (BSKAP) sebagaimana surat nomor 1399/H4/SK.02.02/2024 tanggal 28 Oktober 2024 dengan didampingi oleh Bidang Pendma Kanwil Kemenag Provinsi Jatim dan Seksi Pendma Kemenag kota Malang. Untuk melihat secara langsung proses pelaksanaan ANBK tim BSKAP telah mengunjungi tujuh titik lokasi Madrasah Ibtidaiyah dengan jumlah peserta AN sebagai berikut :
1. MI Al Iman (23 siswa),
2. MI Miftahul Iman (3 siswa),
3. MI Miftahul Ulum Buring (11 siswa),
4. MI Miftahul Ulum Wonokoyo (30 siswa),
5. MI Miftahul Ulum Ciptomulyo (12 siswa),
6. MI Sunan Kalijaga Karangbesuki (30 siswa),
7. MI Sunan Giri (30 siswa).
Dari hasil kunjungan, ditemukan beberapa hal menarik. Salah satunya adalah terkait tingkat kesulitan soal, Ibu Eni Yuniarsih, proktor dari MI Sunan Giri, menyampaikan bahwa soal ANBK tahun 2024 dinilai lebih sulit dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari waktu yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan soal dan adanya kendala teknis seperti log out otomatis dan loading ditengah siswa mengerjakan soal .
Kemungkinan Kembali ke Ujian Nasional
Seiring berjalannya monitoring, muncul isu menarik terkait masa depan sistem penilaian pendidikan di Indonesia. Bapak Gantang, salah satu tim BSKAP, menyampaikan bahwa ada kemungkinan Ujian Nasional akan diberlakukan kembali pada tahun ajaran 2025/2026. Meskipun demikian, beliau menegaskan bahwa ANBK tetap akan berjalan sebagai bagian dari upaya evaluasi mutu pendidikan.
Evaluasi dan Harapan
Pelaksanaan ANBK selama hampir empat tahun ini menjadi bahan evaluasi penting bagi pemerintah. Melalui monitoring yang dilakukan, diharapkan dapat diperoleh data yang akurat mengenai kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya pada tingkat sekolah dasar. Hasil evaluasi ini nantinya akan menjadi dasar dalam mengambil kebijakan pendidikan yang lebih baik.
Tantangan yang Dihadapi
Kendala teknis yang dialami siswa selama pelaksanaan ANBK menjadi perhatian serius. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki dalam sistem ANBK. Selain itu, perbedaan tingkat kesulitan soal antar tahun juga menjadi perbincangan menarik. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai hal ini untuk memastikan bahwa soal ANBK benar-benar mengukur kompetensi siswa secara objektif.
Harapan ke Depan
Diharapkan dengan adanya evaluasi yang komprehensif, pelaksanaan ANBK ke depannya dapat berjalan lebih lancar dan menghasilkan data yang lebih valid. Selain itu, pemerintah juga perlu terus berupaya untuk meningkatkan kualitas infrastruktur teknologi di madrasah - madrasah, sehingga siswa dapat mengikuti ANBK dengan lebih nyaman dan efektif.