Menyemai Inspirasi Toleransi dari Jawa Timur untuk Nusantara dan Dunia

Jombang, 31 Mei 2025 — Udara sejuk dan suasana asri Sendang Rejosari, Wonosalam, Jombang, menjadi saksi terselenggaranya sebuah pertemuan penuh makna bertajuk “Sarasehan Inspirasi Toleransi dari Jawa Timur untuk Nusantara dan Dunia”. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 30–31 Mei 2025, ini diinisiasi oleh Kerukunan Umat Beragama (KUB) Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Komunitas Ceris Indonesia (KCI), sebagai upaya konkret memperkuat nilai-nilai toleransi dan kerukunan antarumat beragama.

Dengan mengusung semangat kolaboratif dan reflektif, acara ini menghadirkan lebih dari 50 peserta dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur. Mereka terdiri dari perwakilan Pokja Kerukunan, relawan, tokoh agama, hingga komunitas lintas budaya yang selama ini aktif menjaga harmoni di wilayah masing-masing.

Tiga narasumber utama memberikan sudut pandang yang memperkaya jalannya diskusi:

  • Syaikhul Hadi, S.Pd., M.Fil, Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Jawa Timur, menyampaikan peran strategis Kementerian Agama dalam menjaga kerukunan melalui kebijakan dan pendekatan institusional.
  • Maimon, S.Pd., M.Ag, Ketua KUB Jatim, memaparkan praktik nyata toleransi di masyarakat dan membedah tantangan aktual di era digital dan globalisasi.
  • Hersan, General Manager Telaga Ilmu Indocam, membawa perspektif unik dari sektor swasta dan komunitas pendidikan.

Dalam suasana yang hangat dan akrab, diskusi berkembang tidak hanya membahas teori, tetapi juga menyentuh praktik nyata di lapangan. Salah satunya adalah pemaparan mendalam dari Maimon, yang mengajak peserta untuk memahami perbedaan antara dua pendekatan penting dalam penguatan kerukunan: Kelurahan Sadar Kerukunan dan Kampung Moderasi.

“Keduanya bukan untuk dibandingkan, melainkan untuk disinergikan. Kelurahan Sadar Kerukunan bersifat struktural dan formal, sementara Kampung Moderasi tumbuh dari gerakan komunitas yang hidup dan dinamis,” ungkapnya dengan penuh semangat.

Kelurahan Sadar Kerukunan merupakan program resmi Kementerian Agama yang fokus pada penguatan kerukunan di tingkat kelurahan dengan pendekatan kelembagaan. Sementara itu, Kampung Moderasi lebih cair dan partisipatif, lahir dari kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup rukun dalam keberagaman, tidak hanya agama tetapi juga budaya dan sosial.

Salah satu momen penting dalam Sarasehan adalah paparan dari Sukirman, perwakilan dari Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang, yang kini menjadi pilot project Kelurahan Sadar Kerukunan di Jawa Timur. Dengan penuh semangat, beliau membagikan best practices yang telah dijalankan di Karangbesuki—mulai dari pengajian lintas RT, peringatan hari besar lintas agama, hingga kerja bakti kolaboratif yang menjadi rutinitas warga.

“Kerukunan bukan sesuatu yang instan. Ia tumbuh dari kepercayaan, komunikasi, dan keberanian untuk merangkul perbedaan,” tutur Sukirman, yang juga aktif sebagai pendidik.

Lebih dari itu, beliau menekankan pentingnya pendidikan toleransi sejak usia dini. Menurutnya, nilai-nilai moderasi harus diintegrasikan ke dalam lingkungan pendidikan, baik formal maupun nonformal. Ia mengusulkan agar program kerukunan diperluas ke sekolah dan komunitas pemuda agar nilai-nilai luhur tersebut terjaga lintas generasi.

Sarasehan ini tidak hanya menjadi ruang belajar, tetapi juga ladang inspirasi. Rekomendasi yang dihasilkan akan menjadi pijakan strategis bagi perluasan jejaring kerukunan, sekaligus menjadi contoh konkret bahwa Jawa Timur mampu menjadi mercusuar toleransi bagi nusantara dan dunia.

Melalui forum ini, semangat keberagaman yang inklusif dan kreatif disemai kembali, dengan harapan akan tumbuh dan berkembang di setiap pelosok tanah air. Sebuah pesan kuat disuarakan dari lereng Wonosalam: bahwa harmoni bukan sekadar tujuan, melainkan jalan yang harus terus dirawat bersama.

(HUMAS Kemenag Kota Malang)

Rudianto

Penulis yang bernama Rudianto ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Pengadministrasi Data Penyajian dan Publikasi.