Surabaya (AHES) - Hari keempat Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Tahun 2022 yang merupakan gawe Kanwil Kemenag Provinsi Jatim bekerja sama dengan UIN SATU Tulungagung, dilaksanakan bertepatan dengan Hari Kartini. Hal ini menjadi nafas baru yang menambah semangat peserta perempuan.
Hari Kartini adalah tonggak bersejarah dalam pengarusutamaan gender di Indonesia. Dalam setiap lini menjadi semakin bertambah perhatian dan perlakuan untuk memuliakan makhluk Allah yang berjenis perempuan, terutama setelah Presiden Soekarno mengeluarkan Kepres No.108 tahun 1964.
Seirama dengan semangat Kartini, Prof. Nur Syam sebaga narasumber dalam materi Manajeman Pembimbingan Manasik Haji menegaskan bahwa pemerintah harus mengambil langkah konkret untuk menambah Pembimbing Haji perempuan. Tahun 2019 tercatat jumlah jemaah haji perempuan lebih dari 50%. Oleh sebab itu, seharusnya institusi memberikan peluang yang besar untuk perempuan mengikuti Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji, tambah Prof. Nur Syam.
Manajemen Manasik Haji yang dapat diartikan sebagai tata kelola yang baik dalam pelaksanaan ibadah haji, bertujuan untuk memberikan peluang haji mabrur bagi jemaah dan keberhasilan dalam penyelenggaraan haji secara umum atau khusus. Untuk itu, penambahan pembimbing haji perempuan itu mutlak dibutuhkan, demikian pungkas Founder Nur Syam Centre.
Akhirnya, untuk menanggapi usulan dari Ana Mufidah -peserta dari Kota Malang- dalam sesi dialog, untuk menambah jumlah pembimbing jemaah haji perempuan tanpa mengurangi pembimbing laki-laki, pemateri yang pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendis Kemenag RI. ini menyarannkan untuk membuat Rekomendasi sebagai Tindak Lanjut dari Kegiatan Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Tahun 2022 dan disampaikan kepada Dirjend PHU Kemenag RI. Wallahu a'lam. (mufidahana)