Kota Malang (MTsN 1) – Suasana pagi hari ini terasa berbeda di MTsN 1 Kota Malang jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sekitar pukul 06.30 WIB petugas kesehatan madrasah sudah siap di depan gerbang, mengarahkan siswa yang datang untuk melakukan cek suhu tubuh dan cuci tangan sebelum menuju kelas masing-masing.
Hal ini karena sejak beberapa hari yang lalu, MTsN 1 Kota Malang telah menerapkan PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas). Para siswa tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut. Dengan tertib dan tetap menjaga jarak, mereka masuk ke madrasah dengan sebelumnya melalui bilik uap, melakukan cek suhu tubuh, dan mencuci tangan. Baru kemudian menuju kelas masing-masing.
Salah satu dasar dilaksanakannya PTMT di madrasah yang juga dikenal dengan nama Matsanewa itu adalah adanya Surat Edaran Wali Kota Malang Nomor 15 tahun 2021 tentang penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas.
Pelaksanaan PTMT ini juga telah melalui beberapa tahapan. Pertama adalah orang tua memberi izin kepada anaknya untuk mengikuti PTMT. Jika orang tua tidak mengizinkan, maka siswa tersebut bisa mengikuti pembelajaran secara daring melalui e-learning dan Zoom Meetings.
Kedua, siswa yang melaksanakan PTMT hanya 50% dari jumlah siswa secara keseluruhan. Ketiga, saat di madrasah, guru, pegawai, dan siswa diwajibkan untuk menggunakan masker medis atau masker kain tiga lapis yang menutup hidung, mulut, sampai dagu, serta menjaga jarak minimal 1,5 meter.
Dalam penyelenggaraan PTMT pun, madrasah sudah membuat standar operasional prosedur, yang terkait dengan (1) sebelum berangkat ke madrasah; (2) selama perjalanan ke madrasah; (3) masuk ke madrasah; (4) masuk ke ruang kelas; (5) kegiatan pembelajaran di kelas; (6) kegiatan izin ke luar kelas (perpustakaan, kantor TU, UKS, kamar mandi, dll; (7) selesai kegiatan pembelajaran; dan (8) sampai di rumah.
Sistem pembelajaran juga telah diseting untuk bisa melayani siswa secara luring (tatap muka terbatas) dan daring (menggunakan Zoom Meetings dan e-learning).
Setiap kelas telah dilengkapi dengan LCD proyektor dan webcam, sehingga selain guru mengajar secara tatap muka juga menggunakan aplikasi Zoom Meetings pada kegiatan tersebut. Sehingga siswa yang berada di rumah bisa mendapatkan materi yang dijelaskan oleh guru.
Kegiatan PTMT dimulai pukul 07.30 WIB dan diawali dengan siswa mengaji bersama wali kelas masing-masing. Setelah itu, pukul 08.00-09.30 WIB dilanjutkan dengan kegiatan pembelajaran yang tiap jam pelajarannya 30 menit. Pukul 09.30 WIB kegiatan pembelajaran berakhir dan siswa langsung pulang menuju rumah masing-masing.
Pada pukul 10.30-11.30 WIB kegiatan pembelajaran berlangsung secara daring dengan menggunakan e-learning atau Zoom Meetings.
Sedangkan siswa yang melaksanakan PTMT dibagi sebagai berikut, siswa dengan nomor presensi 1 s.d. 16 masuk pada Senin, Selasa, dan Rabu. Kemudian siswa nomor presensi 17 s.d. 32 masuk pada Kamis, Jumat, dan Sabtu.
Fellita Viantamira, siswi kelas 7A, menyampaikan, ia sangat senang akhirnya bisa masuk ke madrasah dan mengikuti pembelajaran secara tatap muka.
“Menurut saya kegiatan ini (PTMT) sangat efektif, karena kalau daring itu kadang ada kekurangannya. Misalnya masalah jaringan, kalau jaringannya tidak ada jadi tidak bisa ikut Zoom dan tidak bisa dapat penjelasan dari guru,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Fellita juga mengungkapkan, kesannya dengan adanya PTMT ini.
“Senang bisa ketemu dengan teman secara langsung, karena selama ini kan ketemunya hanya lewat Zoom. Harapan saya semoga pembelajaran bisa lebih lama lagi dan tidak hanya sampai jam 10.30,” imbuhnya.
Guru Seni Budaya dan wali kelas 8F, Sayyidi, juga merespon positif adanya PTMT.
“Secara umum kegiatan ini (PTMT) bagus dan positif, karena guru bisa langsung menyampaikan pembelajaran secara tatap muka dan antusiasme siswa juga bagus. Hal ini juga karena mereka sudah lama belajar di rumah,” tegasnya.
Terkait dengan penerapan protokol kesehatan dalam pembelajaran di MTsN 1 Kota Malang, Sayyidi juga mengapresiasinya dengan baik.
“Penerapan protokol kesehatan juga sudah baik. Para siswa selalu memakai masker, di depan ruang kelas juga sudah tersedia wastafel, dan siswa juga membawa handsanitizer,” pungkas Sayyidi. (Zul)