Mabit Ditempat Shalat 70 Nabi

Pada edisi catatan haji yang lalu saya sempat sedikit membahas tentang asal usul penamaan kota Mina. Yang hanya ramai saat bulan haji. Mina menjadi kota mati di selain bulan haji. Mina atau Muna yang dalam bahasa Arab berarti harapan ini merupakan tempat penting dalam prosesi haji.

Berdasar catatan Ketua PCNU Kabupaten Pamekasan dalam laman web PCNU Pamekasan, Mina merupakan tempat yang pernah menjadi harapan bagi Nabi Adam as, setelah dibisiki akan bertemu dengan Hawa karena perpisahan selama 200 tahun. Didalam Kota Mina yang juga menjadi tempat ini harapan Nabi Ibrahim untuk meraih rida Allah mematuhi perintahnya-Nya menyembelih putranya, yaitu Nabi Ismail ini terdapat Masjid Khaif.

Masjid al-Khaif adalah masjid paling utama di tanah Mina. Diriwayatkan di masjid ini Nabi Muhammad pernah shalat dalamnya dan menyampaikan salah satu dari khutbahnya yang terkenal yaitu Khutbah Hajjatul Wada di masjid tersebut. Saat ini Masjid al-Khaif memiliki luas bangunan 34 ribu meter persegi dan hanya terbuka pada musim haji guna pelaksanaan shalat berjamaah dan malam harinya untuk mabit.

Salah satu ritual haji yang wajib atau sunnah yang harus dilakukan di Mina adalah mabit (bermalam di mina setelah separuh malam walau hanya sebentar); 2) melontar jumrah baik jumrah ula, wustha dan aqabah pada hari-hari tasyrik.

Ternyata tidak sedikit jamaah haji dari berbagai manca negara mengambil mabit di Masjid Khaif ini. Saya yang menyempatkan ke Masjid ini di malam tanggal 13 Dzulhijjah ini, mendapati Masjid sudah dipenuhi para jamaah haji yang tidur bermalam, mabit mina sebagai rangkaian wajib atau sunnah haji. Jadi teringat santri-santri Lirboyo yang bergelimpangan tidur di Masjid Lawang Songo.

Tidak banyak warga Indonesia yang memasuki Masjid ini untuk mabit mina karena jaraknya jauh dengan tenda mina jamaah haji Indonesia dan ada ditengah-tengah tenda-tenda jamaah haji luar negeri. Saya hanya bertemu satu dua orang jamaah haji reguler yang melintasi Masjid ini. Itupun saya punya rasa waswas jangan-jangan dia tersesat kok sampai di Masjid ini. Tapi dia seperti sangat mengenali tempat ini.

Yang istimewa dari Masjid Al-Khaif Mina yang memiliki kapasitas sebanyak 35.000 jemaah ini, pernah digunakan shalat 70 orang Nabi sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat yang diceritakan oleh Ibnu Abbas ra. Rasulullah SAW bersabda: “Telah salat di Masjid Al-Khaif sebanyak 70 orang Nabi.” (HR Thabrani dalam Mujam Aswath dengan sanad hasan) 70 orang Nabi ini adalah para Nabi sebelum diutusnya Nabi Muhammad.

Masjid Al-Khaif ini berada di selatan Bukit Mina, dekat dengan Jamrah Sugra. Masjid ini juga diabadikan dalam qasidah barzanji; walanal Ma’la wa Khaifu Mina *fa’laman hadza wakun wakuni. Kami punya Ma’la dan masjid Kha’if di kota Mina. Ketahuilah ini, beradalah dan beribadahlah di sana.

Masjid khaif, disebut khaif karena berada di kaki gunung mina yang jauh dari sumber air. Masjid yang berlantai dua ini pantas dikunjungi. Utamanya saat menjalankan ibadah sunnah tarwiyah, jamaah haji dianjurkan menjalankan shalat dzuhur, ashar, maghrib, isya dan subuh di Masjid Khaif ini meski dalam sebuah riwayat ditempat ini pernah dikuburkan 70 Nabi, tetapi Nabi melakukannya di tempat ini. Wallahu a’lam. (*)

Artikel ini sudah dimuat di malangposcomedia pada 21 Juni 2024

Rudianto

Penulis yang bernama Rudianto ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Pengadministrasi Data Penyajian dan Publikasi.