Penyuluh Agama Islam harus menjadi penerjemah agama yang aktual dan responsif. Itulah harapan besar Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin dalam sambutan pembukaan kegiatan Bimtek Literasi Digital 2 di Jakarta, Kamis (22/06/23), yang diikuti 75 Penyuluh Agama Islam (PAI) terseleksi.
Peserta yang hadir adalah hasil seleksi dari 500 penyuluh yang ikut mendaftar dengan mengirimkan artikel karya tulisnya. Satu diantara peserta yang lolos seleksi dan bisa mengikuti Bimtek Literasi Digital 2 ini adalah Pahruroji Suhastra, M.H., Penyuluh Agama Islam Non PNS, Dari Kota Malang.
Dirjen Bimas Islam Kemenag meminta agar para penyuluh harus mampu mengikuti trend perkembangan demografi Indonesia yang telah berubah. Masyarakat saat ini, terutama di media sosial didominasi generasi milenial dan generasi Z. Karakteristik mereka adalah kemajuan, kecepatan, modernitas, rasionalitas dan kritis.
Selanjutnya, Kamarudiin mengungkapkan, di era digital hari ini, media sosial tengah diisi dengan kontestasi perebutan pengaruh paham keagamaan. Pertarungan media sosial saat ini menjadi lebih challenging, sebab paham keagamaan ekstrem juga dengan cepat menyebar.
Dirjen menegaskan, peran penyuluh di ruang digital harus kuat. "Teman-teman penyuluh sebagai entitas yang terus berdialektika, berdinamika dengan realitas sosial keagamaan, memainkan peran yang sangat penting. Maka dari itu engagement (keaktifan) di ruang digital menjadi sangat fundamental," tegasnya.Kamaruddin merujuk temuan penelitian yang dilakukan PPIM UIN Jakarta, yang menyatakan bahwa diskursus agama di media sosial telah didominasi kelompok kanan yang mempromosikan agama konservatif. Konservatisme menguasai perbincangan di ranah maya dengan persentase (67.2%), disusul dengan moderat (22.2%), liberal (6.1%), dan Islamis (4.5%).Maka Dirjen mengatakan, keaktifan para penyuluh dalam menebar paham moderat di media sosial, akan mampu mengimbangi, bahkan melampaui paham-paham keagamaan ekstrem yang tersebar.
Sementara Kasubdit Kepenyuluhan, Amirullah, mengharapkan para Penyuluh Agama Islam yang jumlahnya 50.000 lebih itu mampu menjadi pasukan udara yang bisa mendamaikan bumi. Dengan menyebarkan pemahaman islam yang moderat di media sosial.
Selama pelaksanaan Bimbingan Teknis Literasi Digital, para Penyuluh Agama Islam mendapatkan materi-materi yang luar biasa dari para narasumber yang aktif di dunia media sosial, juga para pegiat media keislaman. Di akhir kegiatan semua peserta mendapat tugas mengirim artikel ke beberapa media keislaman. (*)