Kreativitas Siswa MI Islamiyah di Promaris, Dari Robotik hingga Pendingin Ruangan

Kota Malang -- Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah Kebonsari menggelar Festival Project Madrasah Riset (Promaris) yang dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Lembaga Pendidikan Islam Kebonsari (YLPIK), Kepala Madrasah MI Islamiyah, seluruh pendidik dan tenaga kependidikan, siswa-siswi MI Islamiyah, wali murid, serta tamu undangan yang memenuhi lokasi acara pada Kamis (22/2).

Promaris: Inovasi Pembelajaran untuk Menjawab Tantangan Zaman

Promaris merupakan inovasi pembelajaran berbasis proyek riset yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan abad ke-21, yaitu creative thinking (berpikir kreatif), critical thinking and problem solving (berpikir kritis dan pemecahan masalah), communication (berkomunikasi), dan collaboration (berkolaborasi). Jika di madrasah negeri dikenal sebagai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P5P2RA), maka MI Islamiyah mengembangkan konsep serupa dengan ciri khas madrasah berbasis riset.

Menurut Direktur 1 YLPIK Malang, Aldino Sibghotullah Mafa, Promaris sebagai bentuk inovasi untuk mendorong kemajuan pendidikan di MI Islamiyah Kebonsari, yang juga dikenal dengan nama SUKMA.

Pentingnya Hubungan Batin Antara Guru dan Murid

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Gus Shampton, dalam sambutannya mengapresiasi MI Islamiyah sebagai salah satu madrasah swasta terbaik. Beliau menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya berfokus pada ilmu pengetahuan, tetapi juga pada kebersihan hati para pendidik dan hubungan batin antara guru dan murid.

"Saya selalu menyampaikan di setiap lembaga pendidikan bahwa ilmu adalah cahaya (Al-'ilmu nuurun). Hati dan niat kita sebagai pendidik harus bersih, sebagaimana gelas yang harus bersih sebelum diisi air. Apalagi MI ini didirikan oleh orang-orang pondok, maka harus lebih memperhatikan hubungan batin antara guru dan murid. Doa guru adalah segalanya bagi anak, karena ilmu itu adalah cahaya Allah yang bisa jernih di dalam diri murid apabila disampaikan oleh guru yang bersih hatinya," ungkapnya.

Beliau juga menegaskan bahwa kesuksesan seorang anak tidak semata-mata ditentukan oleh sekolah luar biasa yang mereka tempuh, tetapi oleh hubungan batiniah yang kuat dengan ilmu dan akhlak yang baik.

"Semoga madrasah ini mampu membangun hubungan qolbiah antara guru dan murid, sehingga anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang cerdas dan tidak kehilangan ruh Islamnya," tambahnya.

Ilmu sebagai Cahaya: Inspirasi dari Rasulullah dan Penelitian Modern

Gus Shampton juga mengingatkan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Beliau mengutip sabda Rasulullah SAW, "Ana Madinatul ‘Ilmi wa ‘Aliyun Baabuha" yang berarti "Aku adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintunya." Pernyataan ini menegaskan bahwa ilmu adalah sumber kemuliaan bagi umat manusia.

Sebagai bukti bahwa ilmu dalam Islam memiliki dasar yang kuat, Beliau menceritakan bagaimana seorang ilmuwan Jerman masuk Islam setelah menemukan fakta bahwa bakteri dalam air liur anjing hanya bisa mati setelah terkena senyawa yang ada di tanah. Penemuan ini sejalan dengan ajaran Nabi Muhammad SAW yang telah menyebutkan hal tersebut lebih dari 1400 tahun yang lalu.

"Siapa yang memberitahu Rasulullah Muhammad tentang hal ini, padahal ilmu tentang bakteri baru ditemukan ratusan tahun setelahnya? Jawabannya adalah wahyu dari Allah. Inilah bukti bahwa Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan," katanya.

Peresmian Promaris dan Pameran Karya Siswa

Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan peresmian pelaksanaan Promaris serta kunjungan ke berbagai stan yang menampilkan hasil riset dan inovasi siswa-siswi MI Islamiyah.

Gus Shampton tampak tertarik mengunjungi stan robotik dan pemrograman. Namun, yang paling menarik perhatiannya adalah inovasi pendingin ruangan sederhana yang dibuat oleh salah satu siswi MI Islamiyah.

"Bagus sekali, ini sangat menarik untuk dikembangkan," ujarnya penuh apresiasi.

Festival Promaris ini diharapkan dapat menjadi langkah besar dalam pengembangan pendidikan berbasis riset di MI Islamiyah, sekaligus mencetak generasi yang memiliki talenta berpikir kritis tanpa kehilangan nilai-nilai keislaman. Humas

Muhammad Nur Hidayah

Penulis yang bernama Muhammad Nur Hidayah ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Pranata Humas dan Agen Perubahan Kemenag Kt Malang.