Kemenag Jatim Serius Perkuat Karakter Pelajar, Panduan Sembilan Nilai Kerohanian Islam (SNR) Disosialisasikan Perdana
Batu, Jawa Timur – Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur menorehkan langkah penting dalam pembinaan generasi muda Muslim melalui sosialisasi Panduan Sembilan Nilai Kerohanian Islam (SNR) di sekolah. Momen bersejarah ini terlaksana dalam rangkaian acara "Verval Data Penerima Insentif GPAI Non ASN Tahun 2025" yang digelar di Hotel Golden Hill, Batu, pada tanggal 7 hingga 8 Agustus 2025. Acara ini menjadi panggung utama bagi seluruh Kepala Seksi dan Operator PAIS/PAKIS dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota se-Jawa Timur untuk menerima panduan strategis yang diharapkan dapat mengubah wajah pembinaan Rohis ke depan.
Sosialisasi ini merupakan yang pertama kalinya Panduan SNR, yang dikeluarkan oleh Sub Direktorat PAI SMA/SMALB/SMK Direktorat PAI, diperkenalkan kepada jajaran Kasi PAIS/PAKIS se-Jawa Timur. Tujuannya sangat jelas dan strategis, yakni meningkatkan pengetahuan dan memperkuat fungsi Rohis sebagai motor penggerak pembangunan budaya Islami di lingkungan sekolah.
Dalam sesi pemaparannya, Ketua Tim PAI SMA dan SMK pada Bidang Pendidikan Agama Islam Kanwil Kementerian Agama Prov. Jatim, Drs. Abd. Wafi, M.Pd., Analis SDM Aparatur Ahli Muda, menekankan urgensi dari panduan ini. Beliau menyampaikan bahwa pendidikan agama adalah instrumen krusial untuk mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, Panduan SNR dirancang untuk menjadi pedoman konkret bagi pembinaan Rohis di sekolah.
"Tujuan utama panduan ini adalah membentuk karakter peserta didik melalui Kegiatan Kerohanian Islam di sekolah," jelas Abd. Wafi. Karakter yang dimaksud adalah karakter yang mampu menyelaraskan dua dimensi penting dalam Islam: kesalehan pribadi (Habl min Allah) dan kesalehan sosial (Habl min al-nas dan Habl min al-alam). Panduan ini berupaya memastikan bahwa nilai-nilai keislaman tidak hanya dipahami secara teoritis, tetapi juga terwujud dalam sikap dan perilaku sehari-hari para siswa.
Panduan Sembilan Nilai Kerohanian Islam (SNR) berfungsi sebagai kompas moral bagi peserta didik Muslim, khususnya anggota Rohis, untuk menemukan jati diri mereka melalui sembilan nilai dasar yang menginspirasi. Nilai-nilai tersebut mencakup: Cinta Qur'an, Cinta Tanah Air, Cinta Ibadah, Cinta Belajar, Cinta Orang Tua & Guru, Cinta Diri & Sahabat, Cinta Damai, Cinta Lingkungan, dan Cinta Inovasi.
Implementasi nilai-nilai ini tidak hanya sebatas teori, melainkan didukung oleh prinsip-prinsip yang modern dan relevan, seperti Menyenangkan (Happines), Bermakna (Meaningful), Kolaboratif (Collaboration), Kekinian (Up To Date), Berdampak (Impactful), Inklusif (Open Minded), dan Keberlanjutan (Sustainability). Prinsip-prinsip ini memastikan bahwa kegiatan Rohis akan lebih menarik dan relevan bagi generasi Z.
Lebih lanjut, panduan ini juga menyajikan strategi implementasi praktis untuk setiap nilai. Contohnya, untuk menumbuhkan Cinta Qur'an, strateginya adalah melalui Gerakan Tuntas Baca Tulis Qur'an, Kajian Qur'an, dan Festival Cinta Qur'an. Nilai Cinta Ibadah diwujudkan lewat Shalat Berjamaah dan Pelatihan Shalat Khusyuk. Untuk Cinta Orang Tua & Guru, ada Gerakan Bantu Pekerjaan Orang Tua dan Jamuan Cinta Untuk Guru. Sementara itu, Cinta Tanah Air diperkuat dengan Kegiatan Wawasan Kebangsaan dan Gotong Royong.
Nilai Cinta Belajar didorong melalui Kajian Keilmuan dan Pembentukan Komunitas Penelitian. Cinta Diri & Sahabat dikuatkan dengan Muhasabah Diri dan Dana Sosial Persahabatan. Untuk Cinta Damai, strateginya mencakup Pekan Moderasi dan Festival Budaya Islami. Cinta Lingkungan diwujudkan melalui Penghijauan Lingkungan, dan terakhir, Cinta Inovasi didorong melalui Inovasi Teknologi Digital dan Kompetisi Cerdas Kreatif.
Pentingnya sosialisasi ini juga diperkuat oleh pernyataan Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam (Kabid PAIS) Kanwil Kemenag Jatim, Dr. H. Amak Burhanudin, M.Pd. Beliau menegaskan komitmen kuatnya dalam membina dan mendampingi perkembangan pelajar Islam yang tergabung dalam Rohis.
"Saya minta kepada Kasi PAIS/PAKIS se-Jawa Timur sepulangnya dari kegiatan ini untuk segera mensosialisasikan di Kabupaten/Kota masing-masing," tegas Dr. Amak. "Saya mohon dengan sangat, ke depan harus semakin serius dalam membina dan mendampingi pengurus Rohis dalam proses pemahaman agama mereka," pungkasnya, menandai dimulainya era baru pembinaan Rohis yang lebih terarah dan berdampak di Jawa Timur.