Kota Batu (27/2) -- Kegiatan deteksi dan cegah dini konflik sosial berdimensi keagamaan 26-27 Februari 2024 mewarnai Zam Zam Hotel yang biasanya sepi. Kegiatan ini merupakan bagian dari tupoksi Bidang PENAIS Kanwil Kementerian Agama Jawa Timur, dengan tujuan tersedianya SDM Kementerian Agama dalam penyelesaian konflik paham keagamaan secara dini. Menyadari era teknologi yang serba online, peserta diingatkan untuk lebih peka dan cerdas dalam membedakan berita yang benar dan hoaks.
Acara yang dihadiri oleh 50 peserta dengan beragam latar belakang, serta dihadiri oleh pejabat dan pemateri penting seperti Dr. H. Santoso (Kabag TU Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur), Dr. Dedy Slamet Riadi (Kasubdit Bina Paham Keagamaan Kemenag RI), mantan NAPI teroris Bapak Hasyim (Umar Patek), Dony Nugroho dari BAKESBANGPOL Jatim, Ferdi Harisa Rahmad dari BNPT, dan lainnya, berjalan lancar dan meriah.
Pada kegiatan tersebut, Umar Patek, mantan pelaku Bom Bali, mengungkapkan bahwa proses deradikalisasi membutuhkan waktu yang panjang dan faktor dukungan dari berbagai pihak, termasuk keluarga, sesama mantan narapidana, dan masyarakat sekitar.
Disisi lain dalam sambutannya Dr. H. Santoso dari Kanwil Kemenag Jawa Timur menegaskan pentingnya Seksi Bimas Islam dalam mendeteksi dan menangani konflik keagamaan secara cepat dan humanis. Menurutnya, menanamkan perilaku moderat adalah kunci keharmonisan dalam masyarakat. Yang dilanjutkan dengan materi dari beberapa tokoh top dibidang pembinaan kebangsaan berikut
Doni Nugroho dari BAKESBANGPOL Jatim menguraikan peran pemerintah daerah dalam menangani konflik aliran faham keagamaan, dengan menyoroti potensi perkembangan aliran radikal di Jatim.
Ferdi Harisa Rahmad dari BNPT membahas pentingnya membangun jejaring lokal untuk pencegahan konflik dan terorisme, sebagai upaya bersama dalam menjaga stabilitas dan keamanan negara.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penanganan konflik sosial berdimensi keagamaan dan memperkuat kerja sama lintas sektor dalam menjaga keamanan dan kedamaian di masyarakat.
Kepala Seksi Bimas Islam Kota Malang, Ahmad Hadiri, menyampaikan apresiasi atas kegiatan deteksi dan cegah dini konflik sosial berdimensi agama yang baru saja dilaksanakan. Melalui pesan WhatsApp kepada Humas, beliau menekankan pentingnya kegiatan tersebut dalam pembentukan pemahaman kebangsaan di masyarakat.
"Saya sangat beruntung bisa mengikuti kegiatan ini. Kegiatan ini sangat menarik dan penting bagi pembentukan pemahaman kebangsaan di masyarakat," ungkap Ahmad Hadiri.
Dalam pesannya, Ahmad Hadiri juga menyoroti pentingnya kegiatan tersebut dalam meningkatkan wawasan dalam mendeteksi dini konflik sosial berdimensi agama. Ia menilai bahwa pemateri yang hadir dalam kegiatan tersebut sangat kompeten.
"Dengan kegiatan ini, kita bisa memperkuat kinerja penyuluh dalam memberikan pendampingan kepada masyarakat dengan tujuan mampu menjaga stabilitas kesatuan dan persatuan bangsa," tambahnya yakin.
Kegiatan deteksi dan cegah dini konflik sosial berdimensi agama merupakan salah satu upaya nyata dalam menjaga kedamaian dan keharmonisan di tengah masyarakat. Dengan partisipasi aktif dari berbagai pihak, diharapkan mampu memberikan kontribusi positif dalam menjaga stabilitas keamanan dan keberagaman di Indonesia. Humas