Kota Malang (14/9) – Transformasi digital dalam dunia pendidikan telah menjadi tren global yang menawarkan peluang sekaligus tantangan bagi institusi pendidikan. Salah satu penerapan nyata transformasi ini adalah melalui e-learning, yang semakin menggeser metode pembelajaran tatap muka, terutama sejak pandemi Covid-19. Untuk menghadapi perubahan tersebut, MAN 2 Kota Malang menggelar Rapat Kerja bertema "Transformasi Digital dalam Implementasi Kurikulum Nasional untuk Membangun Karakter Civitas Akademika" yang akan berlangsung mulai September hingga November 2024.
Dalam pembukaan rapat kerja ini, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Gus Shampton, menekankan pentingnya memanfaatkan sumber daya manusia unggul yang ada di madrasah. "Kita memiliki komite yang diisi oleh orang-orang hebat, para profesor dan doktor. Maka saya mohon, kita manfaatkan potensi ini untuk mendukung pendidikan, karena tidak ada gunanya memiliki orang pintar jika tidak difungsikan sebaik mungkin," ujarnya.
Gus Shampton juga mengajak para peserta untuk melakukan refleksi diri dalam upaya mencetak siswa yang cerdas secara merata, tidak hanya fokus pada kelompok tertentu saja. "Saya berharap kita mampu menyikapi kehidupan sosial yang ada di sekitar kita. Madrasah harus tanggap dengan kondisi ini, dan melalui transformasi digital, kita harus mampu memitigasi risiko serta memenuhi amanat pendidikan yang kita sering nyanyikan dalam Mars Madrasah," katanya.
Beliau, juga menekankan pentingnya metode pengajaran yang efektif, lebih dari sekadar materi pelajaran. "Materi itu memang penting, tetapi metode pengajaran lebih penting dari pada materi. Namun, guru itu sendiri lebih penting daripada metode itu, karena guru adalah Uswah Hasanah bagi murid-muridnya," tuturnya.
Lebih lanjut, Gus Shampton menekankan bahwa pendidikan tidak hanya sebatas kurikulum formal, tetapi juga tentang membentuk karakter anak didik. "Jangan jadikan anak-anak kita seperti flashdisk yang hanya diisi materi. Pendidikan itu tidak bisa digantikan oleh teknologi digital. Guru harus lebih dari sekadar pengajar, kita berurusan dengan manusia, dan ini memerlukan pendekatan yang lebih dalam." Lanjutnya
Beliau mengajak para pendidik untuk memandang rencana kerja mereka sebagai bagian dari tanggung jawab yang berkelanjutan. "Mari kita bangun rencana kerja kita ini tidak hanya terbatas untuk beberapa tahun saja, tapi sampai yaumul Qiyamah. Guru harus memiliki jiwa yang tangguh, karena tugas kita tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik, membentuk generasi penerus bangsa yang kelak akan dibanggakan oleh Rasulullah," tutupnya.
Rapat kerja ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk memperkuat peran madrasah dalam menghadapi tantangan transformasi digital dan sekaligus membentuk karakter siswa yang unggul serta berakhlak mulia di era modern ini. Humas