Batu, Senin (12/6/2023) - Pukul 10.13 WIB, Hotel Purnama Batu dipenuhi oleh 80 peserta yang hadir dalam kegiatan bertajuk "Jagongan Bareng Menuju Pemilu Damai Tanpa Politisasi Agama". Kegiatan yang dihadiri oleh beberapa pejabat penting ini bertujuan untuk mengkampanyekan pentingnya menjalani pemilu dengan damai tanpa melibatkan politisasi agama.
Dalam sambutannya, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Batu, Rbai, menyampaikan harapan agar pemilu berjalan tanpa ketegangan dan kerusuhan. Ia mengimbau masyarakat untuk memilih pemimpin yang cerdas dan memiliki visi misi yang jelas demi kemajuan negara.
PJ. Walikota Batu, Aries Agung Paiwai, dalam sambutannya, menekankan pentingnya kesatuan di Malang Raya. FKUB diharapkan menjadi contoh yang baik dalam mendukung program pemerintah. Ia juga mengusulkan adanya program bulanan FKUB yang bersinergi dengan pemerintah untuk memperkuat forum silaturahmi dan persatuan antarbangsa dan bernegara. Aries Agung Paiwai juga menegaskan pentingnya memilih pemimpin yang mampu memberikan manfaat bagi masyarakat.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Marlina, memberikan informasi terkait jadwal pemilu di masa mendatang. Pemilu akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2024, sementara pemilihan kepala daerah akan dilakukan pada tanggal 27 November 2024. Marlina juga menjelaskan bahwa pemilu damai adalah pemilu yang berintegritas, yakni jujur dan amanah. Tujuan dari pemilu tersebut adalah untuk menyatukan bangsa, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Abdurrahman, mengingatkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk tidak terlibat dalam partai politik. Ia juga mengajak masyarakat untuk menjaga ibadah dari politisasi agama, sehingga pemilu dapat berlangsung secara adil dan transparan.
FKUB Kota Malang, Taufik Kusuma, menghimbau kepada jamaah penganut agama untuk memilih dengan bijak. Ia juga menyarankan pembuatan silabus untuk mengatur politik kampanye di rumah ibadah agar tidak melenceng dari tujuan sosial. FKUB Kota Malang akan melakukan komunikasi dengan berbagai tokoh agama di kota ini guna memastikan pemilu berjalan damai. Selain itu, masa kampanye selama 75 hari diharapkan tidak hanya berkutat pada perebutan kekuasaan, melainkan juga membangun aspek sosial, pendidikan, dan santunan bagi masyarakat.
Ketua FKUB Kabupaten Malang, KH. Sholeh Arifin, menyatakan komitmennya untuk menjaga politik identitas agar tidak membawa nama agama. Untuk mencapai tujuan tersebut, KH. Sholeh Arifin berencana untuk mengadakan dialog lintas agama di tingkat kabupaten. Melalui dialog ini, diharapkan terjalin pemahaman yang lebih baik antara berbagai agama yang ada di Kabupaten Malang.
Selain itu, FKUB Kabupaten Malang juga akan menginisiasi program-program pemilu damai di tingkat kecamatan. Program-program ini bertujuan untuk melibatkan masyarakat dalam mendukung pemilu yang adil, transparan, dan berintegritas. Seluruh peserta kegiatan Jagongan Bareng Menuju Pemilu Damai Tanpa Politisasi Agama menyambut positif usulan-usulan yang disampaikan oleh para pejabat dan tokoh agama tersebut.
Dalam kesempatan ini, hadir pula sejumlah pejabat penting seperti Komandan Kodim dan Pejabat Forkompimda Malang Raya. Keberadaan mereka mengindikasikan dukungan penuh dari aparat pemerintah dan keamanan dalam menjaga kelancaran pelaksanaan pemilu yang damai.
Kegiatan ini memberikan kesempatan bagi peserta untuk saling bertukar pendapat dan pemikiran tentang pentingnya pemilu yang bebas dari politisasi agama. Diharapkan, melalui kegiatan seperti ini, kesadaran akan pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan antarumat beragama semakin meningkat di tengah masyarakat.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momentum bagi FKUB dan lembaga terkait lainnya untuk merancang strategi dan program kerja yang lebih efektif dalam mewujudkan pemilu damai. Dengan melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah, KPU, Bawaslu, dan tokoh agama, diharapkan proses pemilu ke depan dapat berjalan dengan baik dan tanpa hambatan.
Dengan berakhirnya kegiatan "Jagongan Bareng Menuju Pemilu Damai Tanpa Politisasi Agama", peserta dan para pejabat yang hadir meninggalkan Hotel Purnama Batu dengan semangat baru untuk berkontribusi dalam mewujudkan pemilu yang adil, damai, dan tanpa politisasi agama. Semua pihak sepakat bahwa pemilihan pemimpin yang berkualitas dan memiliki komitmen nyata terhadap kesejahteraan masyarakat merupakan kunci untuk membangun negara yang lebih baik dan harmonis.