Dalam giat program pusaka sakinah atau pusat pelayanan keluarga sakinah ada tiga program bina keluarga meliputi relasi harmonis dan dinamika keluarga, pengelolaan keuangan keluarga dan investasi dan moderasi beragama berbasis kelurga.
Yang paling menarik dari ketiga materi yang berkait dengan upaya membangun zona integritas wilayah bebas korupsi adalah pengelolaan keuangan keluarga dan investasi.
Tidak sedikit hambatan internalisasi pemahaman dan pengamalan integritas ini terhambat karena banyaknya ASN yang masih belum mampu mengelola keuangan keluarganya. Sehingga muncul istilah "gaji min" atau gajinya habis untuk membayar hutang.
ASN dengan gaji min ini tentu kinerjanya akan menurun karena ia harus mencari ceperan diluar kantor untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Topik ini yang dijadikan tema utama apel senyum senin (4/7) oleh Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Malang saat memberikan pembinaan dalam giat tersebut.
Ketidak mampuan menolak gratifikasi atau tindak korupsi juga sangat dipengaruhi oleh menejemen keluarga dalam mengelola keuangannya.
Untuk itu Kasi Bimas Islam mengajak untuk meninggalkan pola hidup mewah agar perekonomian keluarga tidak compang camping. Dunia bukan segala-galanya.
Dalam apel senyum senin (4/7) ini, Kasi Bimas Islam yang juga Ketua Pokja Pengawasan dalam Tim Zona Integritas, mengutip sebuah hadits qudsi (firman Allah yang tidak masuk dalam quran dan disampaikan oleh Nabi)
إن من عبدى المؤمن من Ù„Ø§ÙŠØµÙ„Ø Ø§ÙŠÙ…Ø§Ù†Ù‡ الا بالغنى إن اÙقرته ÙØ£Ùسده بذلك وإن من عبدى المؤمن من Ù„Ø§ÙŠØµÙ„Ø Ø§ÙŠÙ…Ø§Ù†Ù‡ الا بالÙقر إن أغنيته ÙØ§Ùسده بذلك
sesungguhnya diantara hambaKu yang mukmin ada orang yang imannya tidak bisa sempurna kecuali dengan kekayaan, bila ia Kubuat miskin maka ia akan merusak imannya dengan kefakirannya. dan sesungguhnya diantara hambaKu yang mukmin ada orang yang imannya tidak bisa sempurna kecuali dengan kemiskinan, bila ia Kubuat kaya maka ia akan merusak imannya dengan kefakirannya itu.
Hadits ini menekankan pada kesyukuran terhadap kondisinya saat ini. Kaya atau miskin bukan ukuran kesuksesan, tetapi keimananlah yang harus menjadi patokan. Belum tentu saat perekonomian kita sudah lebih baik dari sekarang, keimanan kita masih melekat didalam hati.
Untuk itu para ASN diberi kesempatan menjadi abdi negara harus mampu membuktikan menjadi sosok berintegritas yang anti gratifikasi dan korupsi. Dengan keimanan yang ada gelora ZI WBK dari Kepala Kantor Kementerian Agama harus disambut dengan bersama menuju layanan yang terbaik dan menjadikan program ZI WBK sebagai program diri sendiri. Kesempatan menjadikan program ini sebagai gaya hidup, bekerja dengan seharusnya bukan sekenanya. Bukan pula menganggap sebagai program Kepala Kantor yang bila Kepala tidak ada kita kendor.