Kota Malang -- Suasana hangat penuh kekeluargaan menyelimuti kegiatan Halal Bihalal keluarga besar MIN 1 Kota Malang, Selasa (8/4). Acara ini dihadiri langsung oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang, Gus Shampton, yang juga memberikan tausiyah tentang pentingnya nilai-nilai silaturahmi dan keikhlasan dalam memaafkan.
Momentum Penguatan Silaturahmi dan Doa Bersama untuk Pembangunan
Kegiatan yang berlangsung di aula MIN 1 Kota Malang ini turut dihadiri oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag Kota Malang, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, para Pengawas Madrasah, Ketua Komite beserta jajaran, serta seluruh guru dan tenaga kependidikan.
Kepala MIN 1 Kota Malang, Ibu Aisyah, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas kebersamaan yang terus terjalin erat. Beliau juga memohon dukungan dan doa restu atas proses pembangunan ruang kelas baru yang sedang berjalan dengan pendanaan dari SBSN (Surat Berharga Syariah Negara).
“Silaturahmi keliling Idul Fitri atau Sirkel Idul Fitri ini menjadi bagian dari upaya kami membangun sinergi antarwarga madrasah. Mohon doanya agar pembangunan ruang kelas baru kami berjalan lancar,” tuturnya
Jangan Terjebak Formalitas, Amalkan Ketulusan
Dalam tausiyahnya, Gus Shampton menekankan pentingnya keseimbangan dalam memahami nilai-nilai agama. Beliau mengingatkan bahwa ibadah dan tradisi, termasuk Halal Bihalal, tidak boleh hanya berhenti di tataran simbolik semata.
“Apakah Halal Bihalal hanya sekadar salaman dan senyum, lalu setelah itu bermusuhan lagi? Jangan sampai kita terjebak dalam formalitas. Yang paling penting adalah keikhlasan dan keterbukaan hati,” tegasnya.
Gus Shampton juga mengisahkan tentang sahabat Nabi, Abdullah bin Amr, yang penasaran terhadap seorang pria yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah SAW. Setelah tiga hari tinggal bersama, ternyata kunci amalan pria tersebut bukan pada ibadah yang tampak, melainkan sikap pemaafnya.
“Setiap malam sebelum tidur dan sebelum keluar rumah, pria itu selalu memaafkan semua orang yang pernah dan akan menyakitinya. Sifat pemaaf itulah yang menjadi jalan baginya menuju surga,” ungkapnya.
Pesan Idul Fitri: Sederhana, Tapi Penuh Makna
Dalam penutup tausiahnya, Gus Shampton juga mengingatkan agar perayaan Hari Raya tidak dilakukan secara berlebihan. Meski sunnah mengenakan pakaian baru, umat Islam dianjurkan untuk tetap menjaga kesederhanaan agar tidak menimbulkan dampak sosial seperti iri hati atau sikap konsumtif.
“Pakaian baru boleh saja, tapi jangan sampai membuat orang lain merasa rendah diri atau memaksakan diri untuk tampil serupa. Semua ibadah dan kebiasaan baik harus tetap dilandasi niat yang lurus dan tidak pamer,” pesan beliau.
Introspeksi Diri, Kunci Menjadi Lebih Baik
Menurut Gus Shampton, banyaknya nasihat atau ceramah bukanlah jaminan seseorang berubah jika tidak disertai introspeksi diri.
“Yang bisa menasihati diri kita adalah diri kita sendiri, karena hanya kita yang tahu apa yang sedang kita hadapi. Maka gunakan momen pasca-Ramadan ini untuk lebih mengenal diri dan memperbaiki hati,” pungkasnya. Humas