Malang (MAN 1 Kota Malang) Banyaknya data terkait tingkat perceraian di Indonesia dan pergaulan remaja saat ini, memicu Ma’had Darul Hikmah untuk memberikan wawasan kepada santri-santrinya terkait masalah pernikahan guna santri MDH mampu memahami secara matang terkait konsep pernikahan.
Terlebih, melihat kondisi remaja saat ini yang mampu memiliki jangkauan lebih luas dengan perkembangan teknologi yang tidak menutup kemungkinan mereka mampu menyerap berbagai macam budaya dan mungkin saja memicu perkembangan hubungan remaja dengan lawan jenisnya yang dianggap sebagai hal yang wajar.
Hal ini sungguh perlu diwaspadai bila perkembangan teknologi yang membawa santri ke arah yang buruk, seperti pacaran, rokok, dan seks bebas menjadi hal yang biasa. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan tersebut dengan tetap memfilter perkembangan teknologi dan perkembangan zaman modern ini,
Ma’had Darul Hikmah adakan Seminar tentang Fikih Munakahat bersama KH. Achmad Shampton, S.HI., M. Ag. pada Selasa, 14 Juni 2022 di Aula MAN 1 Kota Malang yang juga ditayangkan melalui streaming youtube MDH. Harapannya dengan diadakannya seminar ini, santri MDH mampu menjadi insan yang baik dan mampu memiliki keturunan yang baik pula.
Mula-mula kegiatan ini dibuka dengan bacaan selawat. Kemudian barulah runtutan acara inti: 1. Pembukaan, 2. Pembacaan ayat suci al-Qur’an, 3. Menyanyikan lagu wajib, 4. Sambutan mudir MDH Ustaz Syarifuddin, 5. Pemaparan materi dan pelatihan sekaligus tanya jawab, 6. Doa dan penutup. Kali ini seminar dimoderatori oleh ustazah Surrotul Lubna, S.E. salah satu murabbiyah MDH yang membawa acara tersebut dengan sangat ceria, sehingga santri mengikuti materi yang dijelaskan dengan seksama.
Dalam seminarnya itu, Abah Shampton memaparkan akan bahayanya seks bebas pada santri MDH kala itu, beliau mengatakan bahwa anak hasil dari perzinaan akan sangat berisiko tinggi, sebagai contoh misalnya anak perempuan yang tidak memiliki wali nikah, atau anak laki-laki yang tidak dapat menjadi wali nikah adik perempuannya.
Oleh sebab itu beliau sangat menekankan kepada santri MDH akan pentingnya akhlak dan adab untuk menjadi diri yang baik dan mampu memiliki pasangan serta keturunan yang baik pula kelak. Sebagai seorang santri yang masih berusia belasan tahun, salah satu upaya sederhana untuk mendapatkan keluarga idaman adalah menjaga akhlak dan adab.
Dengannya, materi yang beliau sampaikan sangat bersinggungan langsung dengan keadaan santri yang masih duduk di bangku madrasah saat ini. Artinya, meski bertemakan pernikahan, santri MDH yang notabene statusnya masih menjadi siswa juga dapat memelajari konsep pernikahan dengan upaya memperbaiki diri melalui akhlak dan adab.
Abah Shampton juga menyampaikan akan pentingnya literasi guna memperoleh informasi yang kuat, sehingga santri tidak dikungkung oleh satu buku saja. Harapannya mereka mampu memilah pokok permasalahan dengan tepat, misalnya dalam menghadapi pernikahan. (Humas)