Agama Sebagai Media Pengawasan Mandiri

Predikat Zona Integritas dan Wilayah Bebas dari Korupsi sesungguhnya bukan prestasi tetapi keharusan disetiap instansi untuk menjaga lingkungannya dari perilaku menyimpang. Dengan demikian raihan predikat Zona Integritas dan Wilayah Bebas dari Korupsi tidak bermakna apapun bila masing-masing ASN di instansi tersebut tidak mampu melakukan internalisasi atas pentingnya amanah dan menghindari khianat.

Kementerian Agama, adalah kementerian yang seharusnya terdepan dalam raihan predikat Wilayah Bebas dari Korupsi. Karena Kementerian Agama adalah kementerian yang senantiasa membawa selalu embel-embel agama. Seharusnya cukuplah agama menjadi media control dan pengawasan diri. Namun kenyataannya dari 58 satker yang mengajukan WBK hanya 2 satker yang berhasil meraihnya. Kementerian Agama Kota Malang termasuk yang gagal.

Kegagalan ini tentu harus menjadi momen muhasabah atau introspeksi masing-masing ASN Kemenag Kota Malang. Muhasabah bukan dengan menilai kinerja orang lain, tetapi bagaimana menilai kinerja diri sendiri dan seperti apa integritas diri kita selaku ASN.

Integritas seorang ASN sesungguhnya bisa dibangun dengan menumbuhkan rasa takut pada Allah. Hawatir pada azab Allah bila kita melakukan kesalahan atau hal yang berpotensi melanggar ridla Allah. Dengan menumbuhkan rasa hawatir pada azab Allah, ketenangan hati bahkan akan tumbuh sebagaimana dipaparkan dalam Alquran surat al-Ma'arij ayat 27 disebutkan, takut kepada azab Allah adalah ciri orang-orang yang jiwanya tenang, tidak banyak keluh kesah dan tidak galau hidupnya. Sebab, dengan tertanamnya rasa takut terhadap azab Allah. Hal ini adalah modal besar untuk melakukan pengawasan atas diri sendiri dan membangun integritas diri.

وَالَّذِينَ هُمْ مِنْ عَذَابِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ

“Dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.”

Sesungguhnya Allah tidak menghendaki hamba-Nya tersebut mendapatkan azab-Nya. Tetapi Allah memberikan ancaman agar manusia melakukan self control dan pengawasan mandiri.

Imam Ibn Hajar Al Haitami dalam Kitab Zawajir an Iqtirafil Kabair meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah memberi peringatan akan munculnya cobaan, wabah dan penyakit yang tidak pernah ada pada generasi sebelumnya seperti pandemi corona saat ini dan cobaan lain bila ada lima kemungkaran yang terjadi.

عنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، قَالَ أَقْبَلَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ Ù€ صلى الله عليه وسلم Ù€ فَقَالَ ‏ "‏ يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلاَّ فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلاَفِهِمُ الَّذِينَ مَضَوْا ‏.‏ وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلاَّ أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَؤُنَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ ‏.‏ وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلاَّ مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ وَلَوْلاَ الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلاَّ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ ‏.‏ وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلاَّ جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ

Pertama, dosa zina yang dilakukan secara terang-terangan di suatu kaum. Perbuatan ini akan menyebabkan turunnya tha'un (wabah) dan penyakit-penyakit yang tidak pernah ada pada generasi sebelumnya.

Kedua, perilaku curang, seperti mengurangi takaran dan timbangan. Integritas seorang ASN Kementerian Agama disini dipertaruhkan. Karena ASN Kementerian Agama adalah sosok role model dalam beragama dan bermasyarakat. ASN Kementerian Agama harus bisa memberi contoh pelayanan prima kepada masyarakat sebagai tuntutan seorang abdi negara yang digaji dari dana rakyat. Maka, ragam kejahatan, kecurangan, gratifikasi, korupsi baik oleh ASN maupun seluruh lapisan ummat akan menyebabkan kebangkrutan, paceklik, banyaknya tekanan, dan kesulitan hidup.

Ketiga, enggan membayar zakat dan suka menahannya. Akibatnya, hujan dari langit pun akan ditahan. Sekiranya bukan karena hewan-hewan, niscaya manusia tidak akan diberi hujan.

Keempat, melanggar perjanjian dengan Allah dan Rasul-Nya. Karena perbuatan ini, Allah akan menjadikan pihak musuh dari kalangan orang kafir dan munafik berkuasa ke atas mereka. Lalu, pihak musuh tersebut mengambil sebagian apa yang mereka miliki.

Kelima, menyelisihi syariat Islam. Bila seorang ASN mendapat amanah kekuasaan itu tidak menjadikan agama sebagai dasar hukum dalam menjalankan kebijakan dan kepemimpinannya, Allah akan menjadikan permusuhan di antara mereka.

Dengan peringatan ini, seharusnya cukuplah agama yang kita imani menjadi media pengawasan mandiri dalam memberi pelayanan kepada masyarakat.

Achmad Shampton

Penulis yang bernama Achmad Shampton ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama .