Urgensi Transformasi Digital untuk Mewujudkan ASN BERAKHLAK yang Amanah dan Adil

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. An-Nisa: 58)

Dalam dinamika pemerintahan modern, tantangan birokrasi bukan hanya soal teknis administratif. Lebih dari itu, tantangannya adalah spiritual dan etis. Bagi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), bekerja bukan semata-mata menggugurkan kewajiban profesional, melainkan bagian dari menunaikan amanah Ilahi. Inilah yang ditegaskan oleh Allah dalam QS An-Nisa ayat 58, bahwa amanah dan keadilan adalah perintah Allah, bukan sekadar prinsip organisasi.

Amanah dalam konteks ASN mencakup tanggung jawab terhadap pelayanan publik, penggunaan anggaran negara, pengelolaan data, hingga proses pengambilan keputusan. Perintah untuk "menyampaikan amanah kepada yang berhak" merupakan landasan nilai integritas dan transparansi. Sementara perintah "mengadili dengan adil" menuntut objektivitas dan akuntabilitas dalam setiap kebijakan dan tindakan.

Transformasi Digital: Jalan Menuju Akuntabilitas

Di era digital, transformasi sistem birokrasi menjadi niscaya. Digitalisasi manajemen pemerintahan bukan sekadar trend teknologi, melainkan instrumen strategis untuk menjamin transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas. Sistem digital memungkinkan rekam jejak kinerja ASN tercatat secara objektif, mencegah praktik-praktik manipulatif dan mempercepat pelayanan kepada masyarakat.

Transformasi digital sejatinya adalah salah satu bentuk menunaikan amanah: menjaga kepercayaan publik, memudahkan akses masyarakat terhadap haknya, serta memperkecil celah kecurangan. Sistem e-Government, e-Budgeting, e-Performance, bahkan sistem absensi digital bukan hanya perangkat teknis, melainkan instrumen moral untuk menegakkan keadilan dan tanggung jawab.

ASN BERAKHLAK dan Keadaban Digital

Pemerintah telah mengusung nilai-nilai ASN BERAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) sebagai pedoman moral dan profesional. Dalam konteks ini, digitalisasi bukan sekadar alat bantu administratif, tetapi sarana untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut secara nyata.

  • Akuntabel: Data kinerja, penggunaan anggaran, dan proses kerja dapat dipantau dan dievaluasi secara real-time.

  • Berorientasi pelayanan: Layanan digital memberikan akses cepat dan tepat kepada masyarakat.

  • Adaptif: ASN dituntut untuk siap belajar dan menggunakan teknologi baru, membuka ruang untuk perbaikan berkelanjutan.

Dengan sistem digital yang transparan dan terintegrasi, ASN didorong untuk tidak hanya bekerja demi penilaian atasan, tapi juga demi penilaian Allah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat (سَمِيعًا بَصِيرًا), sebagaimana ditegaskan dalam penutup ayat QS An-Nisa: 58. Ini adalah seruan spiritual untuk tidak lalai, tidak curang, dan tidak sembrono dalam bekerja — karena Allah selalu mengawasi.

Pelajaran dari Ayat dan Sejarah

Tafsir QS An-Nisa: 58 juga memberi pelajaran konkret dari sejarah Nabi ﷺ ketika beliau mengembalikan kunci Ka'bah kepada Utsman bin Talhah, meskipun bisa saja tetap dikuasai beliau. Tindakan itu adalah simbol agung bahwa amanah harus dikembalikan kepada yang berhak, dan kekuasaan pun harus dijalankan dengan keadilan — bahkan di momen kemenangan.

Dalam konteks birokrasi hari ini, kisah itu menjadi pelajaran bagi para pejabat publik: jangan pernah menggunakan jabatan untuk memperkaya diri atau kelompok, apalagi menzalimi hak masyarakat. Jabatan adalah ujian amanah, dan digitalisasi adalah salah satu cara modern untuk menjaga agar amanah itu tetap berada pada relnya.

Penutup: Bekerja Baik adalah Ibadah

Saat seorang ASN bekerja dengan jujur, melayani masyarakat dengan sepenuh hati, dan menggunakan teknologi untuk mempercepat kebaikan, maka ia bukan hanya menjadi pegawai negara — ia adalah hamba Allah yang taat. Transformasi digital yang diiringi dengan niat ibadah akan menjadi penggerak reformasi birokrasi yang sesungguhnya: lahir batin, dunia akhirat.

Maka marilah kita jadikan setiap klik, setiap keputusan, setiap surat dan laporan yang kita buat sebagai bagian dari menunaikan amanah dan menegakkan keadilan. Karena Allah tidak pernah lengah dari apa yang kita kerjakan. "Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat." Sesungguhnya point akhir ini cukup sebagai penyemangat untuk senantiasa berintegritas dan berakhlak. Salam Integritas!!!

Achmad Shampton

Penulis yang bernama Achmad Shampton ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama .