Tiga Macam Manusia Menurut al-Makmun

Khalifah Al-Ma'mun adalah khalifah ketujuh dari Dinasti Abbasiyah yang memerintah selama 20 tahun, yaitu dari tahun 813–833 M. Nama lengkapnya adalah Abdullah Abu Abbas bin Ar-Rasyid Al-Ma'mun. Al-Ma'mun adalah putra kedua dari Khalifah Harun Al-Rasyid dan menggantikan abangnya, Al-Amin, sebagai khalifah. al-Ma'mun dikenal sebagai sosok penggemar ilmu sejak kecil. Abu Ma'syar al-Munajim mengatakan al-Ma'mun adalah sosok pemimpin yang adil, ahli fikih dan tergolong ulama besar.

Khalifah al-Ma'mun merupakan salah satu khalifah daulah Abbasiyah yang termasuk ke dalam The Golden Age (zaman keemasan). Selama masa pemerintahannya banyak hal yang beliau lakukan khususnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Kegemarannya pada ilmu pengetahuan tercermin dalam ungkapannya لا نزهة ألذ من النظر في عقول الرجال
Tidak ada perjalanan rekrasi yang lebih nikmat daripada melihat ke dalam pikiran manusia

Tarikh al-Khulafa Li Imam al-Suyuthi halaman 358, mengutip pernyataan Khalifah al-Ma'mun yang membagi manusia menjadi tiga macam dari sisi kebermanfaatannya bagi sesama dengan mengibaratkan seperti makanan:

  1. Manusia yang seperti makanan bergizi, ia senantiasa dibutuhkan disetiap kondisi dan dalam keadaan apapun.
  2. Manusia yang seperti obat, ia dibutuhkan saat sakit saja.
  3. Manusia yang seperti makanan yang membahayakan, ia tidak disukai dan dihindari disetiap keadaan.

Orang yang seperti makanan bergisi ini adalah orang-orang yang memiliki sifat ringan tangan. Ia seringkali dikenal sebagai individu yang penuh empati dan selalu siap membantu ketika dibutuhkan. Mereka tidak ragu untuk memberikan tangan kepada teman, keluarga, atau bahkan orang asing dalam situasi yang memerlukan pertolongan. Didunia kerja orang seperti ini terkadang malah digunjing karena seolah-olah hanya dialah yang tampil dan bekerja didepan pimpinannya.

Orang kedua adalah orang yang memiliki tipologi problem solver. Ia adalah orang yang dianggap sebagai pemecah masalah atau orang yang dapat diandalkan untuk menyelesaikan berbagai masalah. Terkadang orang yang seperti ini mengeluhkan hanya dicari saat muncul masalah dan diabaikan saat tidak ada masalah. Itulah kenapa al-Makmun mengistilahkan manusia obat, sosok yang hanya dicari saat ada yang sakit saja. Orang yang suka menyelesaikan masalah biasanya menunjukkan beberapa karakteristik ini:

  • Analitis dan Rasional: Mereka mampu menganalisis situasi dengan baik dan menemukan solusi yang logis dan praktis.

  • Tenang dan Bijaksana: Mereka tetap tenang dalam menghadapi masalah dan tidak mudah panik, sehingga mampu berpikir dengan jernih.

  • Keterampilan Komunikasi yang Baik: Mereka bisa berkomunikasi dengan jelas dan efektif untuk mencari solusi dan bekerja sama dengan orang lain.

  • Komitmen pada Solusi: Mereka fokus pada penyelesaian masalah dan berkomitmen untuk menemukan solusi terbaik, meskipun menghadapi tantangan.

Orang yang ketiga bisa jadi seorang pengidap gangguan kepribadian antisosial yang suka mencari masalah (troublemaker) dengan sengaja dan membuat orang lain marah atau murka. Orang ketiga yang disebut al-Makmun penyakit ini memiliki sifat Impulsif. Ia sering membesar-besarkan masalah atau sengaja mencari masalah. Mereka membuat sesuatu yang tidak penting menjadi sesuatu yang gawat tanpa mempedulikan kondisi atau orang lain. Orang yang suka membuat masalah cenderung memiliki beberapa ciri berikut:

  • Suka Mencari Perhatian: Mereka sering melakukan tindakan yang mengganggu atau merusak untuk menarik perhatian orang lain.

  • Kurang Empati: Mereka sering tidak memikirkan dampak dari tindakan mereka terhadap orang lain.

  • Tidak Bertanggung Jawab: Mereka cenderung tidak mau bertanggung jawab atas kesalahan atau masalah yang mereka buat.

  • Provokatif: Mereka suka memprovokasi dan menciptakan konflik, baik secara langsung maupun tidak langsung.

termasuk yang manakah kita?

Achmad Shampton

Penulis yang bernama Achmad Shampton ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama .