UABN Sebagai Alat Ukur Mutu Madrasah Diniyah Takmiliyah

Dunia pendidikan secara dinamis terus berubah seiring dengan perkembangan zaman. Perubahan juga terjadi pada pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Kondisi ini sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Pendidikan bertujuan menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan.

Madrasah Diniyah sebagai salah satu sekolah non-formal yang berada dalam naungan atap Kementerian Agama yang mana sudah cukup lama dikenal sebagai institusi pendidikan keagamaan yang sangat unik dan khas Indonesia bahkan ia ada sejak sebelum adanya Indonesia. Telah ratusan tahun lahir, tetapi ia masih eksis sampai hari ini, meski tanpa dukungan financial langsung secara rutin dari negara/pemerintah.

Sebagai Institusi Pendidikan Islam yang bersifat kerakyatan, peran Madrasah Diniyah dalam proses internalisasi ajaran-ajaran Islam dan tradisi-tradisi keagamaan dalam sebuah komunitas masyarakat muslim tidak dapat diabaikan begitu saja. Madrasah Diniyah memiliki signifikansi dalam melestarikan kontinuitas pendidikan Islam dan nilai moral etis keislaman bagi masyarakat. Peran Madrasah Diniyah ini tidak layak diabaikan begitu saja ketika melihat kualitas dari Madrasah Diniyah yang tidak sedikit guna memenuhi kebutuhan pendidikan agama islam bagi anak-anak terutama yang masih menginjakan kakinya disekolah pendidikan dasar.

Dengan seiringnya perkembangan zaman yang semakin hilangnya akhlak-akhlak dan moral-moral anak bangsa ini, Madrasah Diniyah diharapkan mampu membenahi dan mampu mengembalikan keadaan bangsa yang memiliki generasi-generasi dan insan-insan yang berprilaku baik dan didalamnya terdapat akhlakul karimah dan budi pekerti yang luhur.

Mulai Tanggal 13 Maret hingga sekarang, Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah mengadakan ujian bersama secara nasional. Meski dalam juknis seharusnya dilakukan tanggal 13-16 Maret tetapi dalam pelaksanaannya hingga sekarang ada madin yang masih dalam proses ujian. Ujian Akhir Bersama Nasional ini merupakan salah satu teknik dalam rangka meningkatkan kualitas madin baik penyelenggaraan maupun hasilnya. Sebuah kegiatan akan berhasil dengan baik jika direncanakan dengan baik pula, dikelola dan dievaluasi. Sehingga nanti hasilnya dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan pengembangan berikutnya.

Menurut Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Dr. Muhtar Hazawawi, kegiatan UABN ini selalu mendapat perhatian pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama meski alokasi anggaran yang diberikan kepada Madrasah Diniyah saat ini masih jauh dari yang diharapkan. Madrasah Diniyah dan Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Dari Lembaga-lembaga non formal ini diharapkan budaya santun dan perilaku baik anak bangsa tetap terjaga. Karenanya, Kementerian Agama selaku kepanjangan tangan dari pemerintah mendorong Madin yang ada di Kota Malang untuk mengikuti UABN ini, untuk peningkatan mutu dan layanan pendidikan agama.

252 santri ula dan 41 santri wustha dari 14 Madin mengikuti Ujian Bersama ini dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan ditengah pandemi ini. Kedepan Kepala Kantor berharap, Seksi PD Pontren dan FKDT bisa mendorong semua Madin yang ada di Kota Malang untuk ikut UABN Madin ini, agar proses belajar mengajarnya bisa diukur mutunya dan ditingkatkan dengan lebih baik lagi.

Achmad Shampton

Penulis yang bernama Achmad Shampton ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Kepala Kantor Kementerian Agama .