Rabu (21/9), Kementerian Agama Kota Malang mendampingi Bagian Kesra Pemerintah Kota Malang menerima kunjungan dari Lembaga Koordinasi Dakwah Islam Pemerintah Propinsi Jakarta di ruang Balai Sidang Pemerintah Kota Malang.
Dalam sambutannya, Jamaluddin F. Hasyim, Ketua Lembaga Koordinasi Dakwah Islam (KODI) menjelaskan bahwa KODI adalah lembaga yang salah satu tugasnya membantu Gubernur DKI dalam mendinamisasi dakwah di Jakarta."Kunjungan kali ini merupakan rangkaian dari penyelenggaraan pendidikan kader mubaligh KODI DKI Jakarta tahun 2022 angkatan ke 29. Setelah mengikuti pendidikan, para dai muda ini kami ajak untuk melihat sistem pendidikan dakwah di Ponpes Sidogiri, UMM Malang dan terakhir di Pemerintah Kota Malang." tegasnya.
Mereka yang dikader melalui PKM diharapkan nantinya menjadi pengendali moral umat Islam di tengah hiruk-pikuk kehidupan ibukota. Masyarakat dengan lebel metropolitan, yang kini dihadapkan beragam masalah, terutama dengan semakin massifnya pemanfaatan teknologi komunikasi. Hubungan manusia satu sama lain semakin dekat. Terjadi kontak budaya antar bangsa yang juga sangat cepat dengan akibat sosial yang terlalu mahal, karena interaksi antar manusia dengan segala macam perilakunya semakin tidak mudah dikontrol.
Sementara itu Drs. H. Mabrur, Kabag Kesra mewakili Walikota Malang menjelaskan bahwa dakwah Islam di Kota Malang diawali dengan pemberdayaan ekonomi umat. Pelaku usaha mikro diberdayakan, masyarakat didorong membeli kebutuhannya kepada mereka. Pasar-pasar tradisional dikuatkan dan dibuat senyaman mungkin. "Setelah masyarakat berdaya secara ekonomi Pemerintah Kota Malang menggiring masyarakat untuk konsen pada pendidikan karakter, pembelajaran pada anak-anak harus lebih pada akhlak moral perilaku. Dengan demikian kehidupan beragama menjadi kokoh." ujarnya. Pemerintah Kota Malang juga memberikan bea siswa pada santri, insentif hafidz Quran dan guru ngaji.
Kementerian Agama yang diwakili oleh Kasi Bimas Islam dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa untuk mengukuhkan zona integritas institusi wilayah bebas korupsi, Kementerian Agama senantiasa melakukan kordinasi secara melekat dengan Pemerintah Kota untuk optimalisasi layanan publik. "Pemerintah Kota Malang untuk menekan radikalisme dan mengokohkan moderasi beragama, bersama Kementerian Agama Kota Malang mengadakan pelatihan baca kitab untuk guru ngaji, untuk anak-anak kyai, agar para kader tokoh masyarakat tidak mengambil sumber agama dari terjemah tetapi mampu mengurai dari Quran dan Hadits melalui kitab turats sehingga mampu membawa masyarakat memahami agama secara kaffah dan moderat." tutur Kasi Bimas Islam yang pernah nyantri di Lirboyo Kediri itu.
"Hasil kordinasi melekat Kemenag Kota Malang dan Bagian Kesra, Pemerintah Kota Malang juga menjadi Pemerintah Daerah pertama yang menyediakan kitab-kitab turats di Perpustakaan Umum Pemerintah Daerah, untuk memfasilitasi para santri dan mubaligh untuk mendapatkan referensi kitab-kitab turats dalam menjalankan dakwahnya." lanjutnya. Giat ditutup dengan sesi penyerahan cindera mata dan foto bersama.