Malang – Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1446 H, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Achmad Shampton, S.HI, M.Ag, menyampaikan tausiyah inspiratif di Aula Utama Kemenag Kota Malang pada hari Jumat, 28 Februari 2025. Acara ini dihadiri oleh Kasubag TU, seluruh kepala seksi, kepala madrasah negeri, kepala KUA, serta seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag Kota Malang. Tausiyah ini mengupas berbagai aspek ibadah dan refleksi diri menjelang bulan penuh berkah, serta sarat dengan makna spiritual yang mendalam.
Megengan dan Tradisi Mendoakan Orang Tua
Dalam budaya Jawa, tradisi Megengan menjadi momen penting untuk mendoakan orang tua yang telah meninggal dunia. Istilah Ruwah sendiri berasal dari kata Arwah, yang mengingatkan umat Islam akan pentingnya mendoakan leluhur mereka. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa siapa pun yang mendoakan orang tuanya di hari Jumat, Allah akan mengampuni dosa-dosanya.
Hikmah dari Surat Al-Fajr
Tausiyah ini juga mengulas salah satu ayat dalam Surat Al-Fajr yang menyebutkan tentang Nafsul Mutmainnah, yaitu jiwa yang tenang dan ridha dengan ketentuan Allah. Achmad Shampton menekankan bahwa persoalan dunia, termasuk urusan kantor, tidak seharusnya membebani hati, melainkan cukup disikapi dengan bijak dan sabar.
Puasa dan Konsep Ketakwaan
Dalam tausiyahnya, beliau mengingatkan bahwa puasa adalah ibadah yang memiliki nilai khusus di sisi Allah. "Kenapa puasa disebut untuk-Ku dan Aku yang menilainya? Karena puasa adalah bentuk ibadah yang dilakukan dengan penuh keikhlasan hanya untuk Allah," ujarnya. Selain itu, beliau juga menegaskan bahwa tidak ada yang masuk surga karena amal perbuatannya semata, melainkan karena rahmat Allah.
Qurba Ilallah dan Konsep Kedekatan dengan Allah
Beliau juga menjelaskan konsep Qurba Ilallah atau cara mendekatkan diri kepada Allah melalui tiga jalan utama yang disebut Torikatul Mahabbah:
1. Khouf (takut kepada Allah) sebagaimana yang diajarkan oleh Hasan Al-Basri.
2. Muhasabah (introspeksi diri).
3. Mahabbah (cinta kepada Allah) sebagaimana yang dicontohkan oleh Rabiah Al-Adawiyah.
Berbuat Kebaikan dan Gerakan Sosial
Dalam penutup tausiyahnya, Achmad Shampton mengajak umat Islam untuk tidak memamerkan keberagamaan, karena segala kebaikan berasal dari rahmat Allah. Selain itu, beliau menginisiasi gerakan sosial pasca-Ramadhan dengan GASIBU (Gerakan Nasi Bungkus) sebagai bentuk kepedulian kepada sesama. “Mari kita ramaikan GASIBU sebagai wujud kepedulian kita terhadap sesama yang membutuhkan,” ajaknya.
Dengan tausiyah ini, diharapkan umat Islam di Kota Malang semakin mempersiapkan diri menyambut Ramadhan dengan hati yang bersih dan niat yang tulus.(HUMAS)