Kota Malang -- Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang menggelar rapat evaluasi capaian kinerja triwulan dalam kerangka program SELAT BALI (Sistem Evaluasi Tiga Bulan Sekali), yang berlangsung selama dua hari, 28–29 Juli 2025. Bertempat di aula Kemenag Kota Malang, agenda hari kedua difokuskan pada evaluasi sektor pendidikan madrasah.
Evaluasi Khusus Madrasah: Lebih dari Sekadar Rutinitas
Rapat hari kedua dihadiri oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Pendma) Abdul Mughni, M.Pd., Ketua Pokjawas Hj. Chusnul beserta tim pengawas, serta seluruh kepala madrasah negeri dan swasta se-Kota Malang lengkap dengan wakil kepala dan kepala tata usaha.
Dalam laporan pembuka, Kasubbag Tata Usaha selaku ketua pelaksana kegiatan, Nurul Istiqomah, M.Pd., menegaskan bahwa Evaluasi triwulan bukan hanya rutinitas administratif, melainkan momentum strategis untuk mengukur capaian nyata dan memperkuat sinergi antar-unit.
Gus Shampton: “Branding Kurikulum Cinta Harus Dikuatkan”
Kepala Kantor Kemenag Kota Malang, Gus Shampton, dalam pengarahannya memberikan penekanan kuat pada pentingnya mem-branding Kurikulum Cinta sebagai program unggulan madrasah. Menurutnya, Kurikulum Cinta bukan semata ajaran toleransi formal, tetapi merupakan metode efektif dalam membentuk karakter peserta didik untuk mengenali perbedaan antaragama secara bijak dan penuh empati.
“Kita mengenalkan agama lain bukan untuk menyeragamkan, tapi agar murid paham bahwa semua manusia adalah makhluk Allah. Ini nilai universal yang harus terus kita tanamkan,” tegas Gus Shampton.
Ia juga mengingatkan seluruh ASN Kemenag untuk menjaga etika komunikasi dalam menyampaikan pendapat, khususnya terkait kebijakan instansi. “Jangan membuka aib sendiri di ruang publik. Jika ada keluhan, sampaikan langsung ke pimpinan. Kami siapkan jalur aspirasi yang efektif agar tidak memperkeruh suasana,” imbuhnya.
SPIP dan Mitigasi Sosial: Antisipasi Sebelum Krisis
Terkait persiapan penguatan sistem pengendalian internal pemerintah (SPIP), Gus Shampton menekankan pentingnya penertiban laporan dan transparansi anggaran. Ia mengingatkan agar tidak terjadi tumpang tindih antara dana DIPA, dana komite, dan paguyuban.
“Lakukan mitigasi sebelum menetapkan kebijakan. Jangan sampai madrasah kita viral karena persoalan yang seharusnya bisa dicegah,” pesannya.
Realisasi Kurikulum Cinta: Kota Malang Lampaui Target Nasional
Menanggapi pengarahan Kepala Kantor, Kasi Pendma Abdul Mughni, M.Pd., melaporkan bahwa capaian pelaksanaan Kurikulum Cinta di madrasah Kota Malang sudah melampaui target nasional (75%). Dari total 215 lembaga RA hingga MA, sebanyak 162 madrasah telah mengimplementasikan penuh kurikulum tersebut, atau setara 75,34%.
Adapun indikator keberhasilan Kurikulum Cinta mencakup:
- Madrasah Ramah Anak
- Madrasah Ramah Lingkungan
- Madrasah Peduli Kesejahteraan Mental
Madrasah Negeri dan Swasta Satu Visi
Ketua Pokjawas, Hj. Chusnul Chotimah, M. Pd, dalam sesi refleksi menyampaikan pesan penting bahwa suksesnya pendidikan madrasah tidak hanya ditentukan oleh madrasah negeri, tetapi juga oleh kontribusi madrasah swasta.
“Tidak ada dikotomi. Semua madrasah adalah bagian dari wajah Kementerian Agama. Satu bangkit, semua ikut merasakan,” ujarnya.
Dengan semangat kolaboratif dan orientasi pada perbaikan berkelanjutan, rapat evaluasi triwulan ini menjadi tonggak penting dalam mendorong madrasah-madrasah di Kota Malang tampil sebagai garda terdepan pendidikan berkarakter yang humanis, inklusif, dan bermartabat. Humas