Santri Motor Penggerak Kemajuan Kota Malang

Kota Malang – Pesantren, sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia, memiliki peran besar dalam mencetak generasi penerus bangsa. Guna memperkuat peran pesantren dan mempersiapkan santri menjadi generasi tangguh di masa depan, Pemerintah Kota Malang menggelar kegiatan bertajuk "Sarasehan Santri Tangguh, Merengkuh Masa Depan" pada Selasa (17/10) di Ballroom Mahameru, Aria Gajayana Hotel.

Ketua panitia, Kabag Kesra Drs. R. Achmad Mabroer, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini didasarkan pada beberapa regulasi, seperti Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren dan Peraturan Gubernur Nomor 3 Tahun 2022 tentang Fasilitasi Pengembangan Pesantren. Mabroer menegaskan bahwa potensi luar biasa yang dimiliki para santri perlu diberdayakan secara optimal, baik dari segi intelektual maupun spiritual, agar mereka mampu menghadapi tantangan masa depan dengan tangguh.

Sekretaris Daerah Pemerintahan Kota Malang, Erik Setyo Santoso, dalam sambutannya, menyoroti pentingnya momen ini sebagai ajang bertemu dan berdiskusi langsung dengan para santri. "Hari Santri tercetus dari perjuangan para santri melalui Resolusi Jihad dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kini, santri memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa dengan fokus pada pendidikan dan pembentukan karakter," ujarnya.

Beliau juga menekankan pentingnya santri menguasai teknologi namun tetap bijak dalam menggunakannya. "Saya berharap santri Kota Malang dapat menjadi motor penggerak ekonomi, sekaligus menjadi benteng dari intoleransi dan ekstremisme. Kegiatan ini harus menjadi forum diskusi yang mampu menghasilkan solusi untuk berbagai persoalan bangsa di masa depan," tambahnya.

Sesi sambutan diakhiri dengan pemberian doorprize kepada santri yang berhasil menyelesaikan tantangan yang diberikan oleh Sekda Kota Malang.

Dalam sesi materi yang dibawakan oleh Kepala Kemenag Kota Malang, Gus Shampton, beliau menekankan bahwa santri harus menjadi pribadi yang dapat mewujudkan perkataannya dengan tindakan nyata. "Santri harus melihat segala sesuatu melalui kacamata kasih sayang, karena kita semua adalah makhluk Allah," ujarnya.

Ia juga menyoroti pergeseran fokus orang tua dalam memilih pesantren, yang kini lebih mempertimbangkan fasilitas dibandingkan figur kyai. Selain itu, ia mengkritik kebijakan pendidikan formal yang dirasa kurang berpihak pada pendidikan agama, semakin sempit ruang untuk pendidikan diniah dan ngaji Al-Qur'an.

Gus Shampton juga memberikan pesan kepada para santri dan pengasuh pesantren agar selalu menjaga tiga hal penting:

1. Memotivasi santri untuk selalu mengingat nikmat dari Allah;

2. Menyampaikan hal-hal yang menumbuhkan ketaatan kepada Allah;

3. Membantu santri menjauhi kemaksiatan.

Kegiatan Sarasehan Santri Tangguh ini diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam upaya mencetak santri yang tidak hanya tangguh secara intelektual, tetapi juga kuat dalam akhlak dan spiritual, sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan dengan lebih siap dan matang. Humas

Muhammad Nur Hidayah

Penulis yang bernama Muhammad Nur Hidayah ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Pranata Humas dan Agen Perubahan Kemenag Kt Malang.