Retreat Kemah Moderasi Penyuluh Lintas Agama Penuh Cinta

Retreat Kemah Moderasi Penyuluh Agama Lintas Agama yang digelar di Bogor Camp Hulu Cai sejak 2 Desember 2024, resmi ditutup oleh Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, pada Rabu (4/12).

Acara ini diikuti oleh 1000 peserta dari berbagai daerah dari Sabang sampai Merauke dengan latar belakang agama yang beragam. Penyuluh Agama Islam, Katolik , Kristen, Hindu, Buddha, Konghucu dan organisasi kepemudaan lintas Agama . Retreat bertujuan memperkuat pemahaman moderasi beragama, mempererat persaudaraan lintas agama, serta meningkatkan peran penyuluh dalam menjaga kerukunan dan keharmonisan di masyarakat.

Dalam pidatonya, Menteri Agama menyampaikan pentingnya moderasi beragama sebagai fondasi kehidupan bermasyarakat yang damai di tengah keberagaman. “Kehidupan harus di bangun dengan rasa cinta kepada sesama, asa cintalah yang menjadikan sesorang senang dan bahagia tanpa merasa ada dominasi tapi saling bersinergi, berbagi dan mengasihi” sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi harmonis ", ujar Prof. Nasaruddin Umar dihadapan Para pejabat eselon I Kemenag RI dan Ka Kanwil Kemenag Se Indonesia yang hadir dalam acara pentupan kemah Moderasi.

Hadir pula Dirjend Bimas Islam Prof Dr Kamarudin Amin, Phil menyampaikan “Retreat ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam mendukung program Kementerian Agama untuk mempromosikan nilai-nilai moderasi beragama, sekaligus memperkuat peran penyuluh agama sebagai penjaga NKRI keharmonisan umat beragama.

selama tiga hari, para peserta mengikuti berbagai sesi kegiatan mulai dari pawai budaya, Fun game, susur Kampung Moderasi beragama,malam refleksi budaya, serta talk show dengan Tajuk “Cinta Negeri Melalui Moderasi Beragama” yang dihadiri tokoh – tokoh penting nasioanal Prof Dr Lukman Saifudin penggangas Moderasi Beragama,Gubernur LEMHANAS TB Dr Hasan Syadzili, Direktur Deradikalisasi BNPT Brigjend Pol Nur A Wahid, Direktur Ekososbud Kemendagri Dr. Budi arwan dan para peneliti Kerukuman umat Bergama di Indonesia.

Para Tokoh menyampaikan: Penyuluh agama harus memiliki kesadaran hakekat beragamaan. Berbeda menjadikan kita saling berinteraksi berkomunikasi dan berbagi merangkai, merajut saling mengisi. Indonesia adalah anugrah, negara yg kaya raya melimpah ruah, tapi juga mempunyai potensi utk terjadi konflik, perpecahan. Perbedaan adalah keniscayaan dan IPARI (Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia ) harus mempunyai kewaspadaan terhadap perpecahan bangsa. Harus mempunyai pemahaman agama yg baik dan cakap digital sehingga tidak mudah terprovokasi. IPARI harus mendorong masyarakat agar tidak mudah terprovokasi melalui literasi digital dan moderasi beragama. Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa. Gotong royong sebagai budaya luhur bangsa. Tidak ada kaitannya radikalisme dan tetorisme dengan agama, tetapi oknum yang salah memahami agama dan menunggangi agama serta mengatasnamakan agama.

Penutupan acara ditandai dengan penyerahan penghargaan kepada penampilan terbaik oleh Menteri Agama Dan memberikan hadiah untuk menjadi Petugas Haji tahun ini kepada pencipta Mars IPARI diiringi persembahan seni budaya dari berbagai daerah yang mencerminkan semangat kebersamaan dalam keberagaman.

Retreat ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam mendukung program Kementerian Agama untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama, sekaligus memperkuat peran penyuluh agama sebagai penjaga NKRI.

IPARI Kementerian Agama Kota turut berparisispasi aktif dalam dalam Kemah Moderasi Beragama Nasioanal tahun ini di wakili oleh Ernawati Penyuluh Agama Islam (Ketua IPARI ) dan Pendeta Pireno penyuluh Agama Kristen ( Wk Ketua IPARI ). Ernawati menyatakan, bahwa acara ini menguatkan wawasan tentang pentingnya mencintai sesama tanpa melihat perbedaan suku bangsa dan agama serta bisa sharing dengan para penyuluh agama lintas agama dari berbagai daerah di Indonesia.(HUMAS)

Rudianto

Penulis yang bernama Rudianto ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Pengadministrasi Data Penyajian dan Publikasi.