Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang memberikan bantuan ponsel pintar untuk untuk siswa MTsN 1 dan MTsN 2 Kota Malang. Kegiatan tersebut dilakukan di Aula MTsN 2 Kota Malang, pada hari, Rabu (20/1/2020).
Penyerahan bantuan tersebut dihadiri oleh dua pimpinan Madrasah dan disaksikan oleh Kepala Kantor Kemenag Kota Malang, Dr. Muhtar Hazawawi, M.Ag, serta dewan guru MTsN 2 Kota Malang.
Dalam kesempatan tersebut, Sugiarto Kasmuri, Kepala OJK Malang, mengatakan sangat berterima kasih mendapatkan sambutan yang cukup baik dari keluarga besar Kemenag, khususnya MTsN 2 Kota Malang.
Selain itu dia juga mengepresiasi layanan yang diberikan oleh Kemenag Kota Malang, yang mencakup 7 bidang layanan, tidak hanya terkait madrasah, tetapi juga haji dan umrah, urusan agama Islam, pondok pesantren dan madrasah diniyah, lainnya.
Sugiarto menyerahkan sebanyak 15 ponsel kepada 5 orang siswa MTsN 1 dan 10 siswa MTsN 2 Kota Malang. Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa bantuan tersebut diberikan sebagai bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat terutama kalangan pelajar yang saat pandemi ini masih melakukan pembelajaran melalui daring.
Sementara itu, kepala MTsN 2 Kota Malang menjelaskan bahwa kreteria penerima bantuan dari OJK tersebut adalah para siswa yang berprestasi tetapi secara ekonomi tidak mampu. Dia juga berharap bantuan tersebut bisa lebih memberikan motivasi kepada para penerima bantuan untuk lebih giat lagi dalam belajar dan berprestasi.
Selain bantuan tesebut kedepannya OJK berharap bisa memfasilitasi untuk para siswa untuk bisa meningkatkan program literasi perbankan, sebagaimana yang telah dicanangkan Program Kejar atau “Satu Pelajar Satu Rekenig” oleh OJK Malang bersama walikota Malang Sutiaji pada Oktober 2019 yang laiu.
Sugiarto menelaskan bahwa ada tiga manfaat dari program tersebut. Pertama, tingkat inklusi bertambah, dengan hal ini diharapkan ke depan semakin banyak masyarakat mengakses atau menggunakan produk layanan jasa keuangan seperti perbankan, investasi, asuransi, teknologi finansial dan lainnya.
Kedua, tingkat literasi perbankan meningkat. Indikasi dari hal ini adalah masyarakat paham dalam memilih dan menggunakan produk keuangan sesuai kebutuhan mereka. Selain itu tidak lagi memiliki skeptisme atau curiga terhadap produk dan layanan keuangan.
Ketiga, menabung merupakan satu alat untuk belajar mengelola uang saat sekolah. Dengan adanya rekening, maka secara mandiri bisa mengelola rekeningnya. [hmc]