Malang, 23 Oktober 2024 — Dalam rangka mengevaluasi capaian kinerja Triwulan 3 tahun 2024, Kantor Kementerian Agama Kota Malang menggelar kegiatan Evaluasi Capaian Kinerja yang berlangsung selama dua hari, Senin dan Selasa (21-22 Oktober) di Aula Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) Lt. 2. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Kementerian Agama Kota Malang, Kasubag, Kasi, Penyelenggara Zakat dan Wakaf (Penzawa), para Jabatan Fungsional Tertentu (JFT), serta pelaksana dari masing-masing seksi di lingkungan Kementerian Agama Kota Malang.
Kegiatan evaluasi ini merupakan agenda rutin triwulanan untuk meninjau dan empertanggungjawabkan capaian kinerja setiap unit kerja. Dalam sambutannya, Gus Shampton, Kepala Kementerian Agama Kota Malang, menyampaikan beberapa poin penting terkait kolaborasi antar-sektor. Ia menekankan pentingnya sinergi dan kerja sama lintas sektoral dalam menjalankan berbagai program kementerian.
Diskursus Kolaboratif dalam “Selat Bali”
Pada kesempatan tersebut, Gus Shampton memperkenalkan diskursus yang muncul dari program evaluasi “Selat Bali” (Sistem Evaluasi Tiga Bulan Sekali). Ia menyampaikan bahwa membangun jaringan dengan madrasah sangat penting. Misalnya, madrasah dapat mengambil Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) dari Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) dan Penzawa. Program seperti Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) dan Bimbingan Remaja Usia Nikah (BRUN) juga bisa dimodifikasi dan diterapkan secara lintas agama.
“Kawan-kawan dari Bimas Islam bisa bekerjasama dengan Pengawas Kristen dan Katolik untuk memodifikasi atau menyesuaikan program BRUS dan BRUN. Hal ini penting, karena masalah yang dihadapi oleh remaja akibat media dan pergaulan bebas bukan hanya dialami oleh muslim, tetapi juga non-muslim,” ujar Gus Shampton.
Hasil Evaluasi dan Tindak Lanjut
Dari hasil evaluasi yang dilakukan terhadap setiap seksi dan madrasah yang hadir, ada beberapa poin tindak lanjut yang menjadi fokus ke depan, di antaranya:
1. Program Sapa KUA dan Pusaka Sakinah
Program ini tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi memerlukan kolaborasi antara KUA dan pemangku kepentingan lain seperti Penzawa untuk mempertahankan ketahanan keluarga secara spiritual dan ekonomi.
2. Kolaborasi Bimas Islam dan Pendidikan Madrasah (Pendma)
BRUS, BRUN, dan Bimbingan Keluarga menjadi program unggulan dengan target paguyuban orang tua di madrasah swasta.
3. Sinergi Antar-agama
Kolaborasi Bimas Islam dengan pengawas Kristen dan Katolik akan terus diperkuat dalam pelaksanaan program BRUS, BRUN, dan Bimbingan Keluarga.
4. Penguatan Program Family Corner
Program ini akan terus ditingkatkan untuk memperkuat peran keluarga dalam pendidikan anak-anak.
5. Bina Kemasjidan
Pelatihan untuk takmir masjid terkait pengukuran arah kiblat, hisab rukyah, khotib, dan manajemen pengelolaan masjid terus dilanjutkan, termasuk pemilihan masjid teladan.
6. Pemberdayaan Dana Zakat
Kolaborasi Penzawa, Bimas Islam, dan stakeholder lain diperlukan untuk pemberdayaan umat melalui dana zakat, termasuk dalam upaya pengentasan kemiskinan.
7. Pemanfaatan Aplikasi Digital
Aplikasi seperti Sistem Informasi Zakat dan Wakaf (SIJAKA) dan Sistem Informasi Masjid (SIMAS) akan dimaksimalkan untuk mendukung kinerja Bimas Islam.
8. Survei PAGAR NIKAH
Survei ini dilakukan untuk mengukur keberhasilan program PAGAR NIKAH dalam menjaga keberlangsungan pernikahan dan membangun keluarga yang kokoh.
9. Kolaborasi PAIS dan Bimas Islam
Sinergi kedua seksi ini terus diperkuat untuk pelaksanaan BRUS dan BRUN di sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan.
10. Pembinaan Lembaga Pendidikan Kesetaraan
Pengawas sekolah akan dilibatkan lebih aktif untuk membina lembaga Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren Salafiyah (PKPPS), terutama terkait akreditasi.
11. Persiapan Haji 2025
Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah akan mulai berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan, penyuluh, KBIHU, dan pihak terkait lainnya untuk persiapan pemberangkatan jamaah haji tahun 2025.
12. Optimalisasi Tugas Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren)
Seksi PD Pontren akan memperkuat kolaborasi dengan organisasi lintas sektoral dalam rangka mengoptimalkan tugas pokok dan fungsi mereka.
13. Mitigasi Anak Putus Sekolah
Data anak putus sekolah di Kota Malang akan dicermati melalui Seksi Pendma dan PD Pontren untuk dilakukan langkah mitigasi yang tepat.
Sinergi untuk Kinerja yang Berdampak
Gus Shampton menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor dan sinergi antarunit adalah kunci untuk mencapai kinerja yang optimal. Dengan kerja sama yang baik antara Bimas Islam, Penzawa, madrasah, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya, Kementerian Agama Kota Malang diharapkan dapat terus memberikan dampak positif bagi masyarakat.
"Kita tidak bisa bekerja sendiri. Melalui sinergi dan kolaborasi, kita bisa mencapai kinerja yang lebih baik dan menghasilkan outcome yang berdampak luas," pungkasnya.