Kemenag Kota Malang Teguhkan Moderasi Beragama Lewat Penguatan Pesantren

Kota Malang -- Kementerian Agama Kota Malang terus menguatkan komitmennya dalam menanamkan nilai-nilai moderasi beragama melalui pembinaan pesantren dan pelestarian tradisi keislaman. Hal ini kembali ditegaskan dalam acara Halal Bihalal dan Majelis Sholawat Burdah yang digelar di Pondok Pesantren Dzinnuha, Sawojajar, Senin (8/4).

Kegiatan tersebut menjadi bagian dari strategi Kemenag Kota Malang untuk membumikan Islam yang damai, toleran, dan ramah melalui pendekatan kultural pesantren. Kepala Kantor Kemenag Kota Malang, Gus Shampton, yang juga pengasuh Ponpes Dzinnuha, memimpin langsung pembacaan Sholawat Burdah serta menyampaikan pesan-pesan kebangsaan kepada ratusan jamaah yang hadir secara langsung maupun virtual.

“Kita perlu terus merangkul semua golongan, membangun pemahaman keagamaan yang moderat, serta menjaga tradisi ulama salaf yang telah terbukti membawa keberkahan bagi umat,” tutur Gus Shampton. Menurutnya, Sholawat Burdah bukan hanya puisi spiritual, tetapi juga ekspresi cinta dan pengharapan yang mendalam kepada Rasulullah SAW.

Penguatan Tradisi, Penguatan Moderasi

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Seksi PD Pontren Kemenag Kota Malang, Sukirman, seluruh Kepala Madrasah Negeri se-Kota Malang, serta para tokoh dari Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Dalam sambutannya, Sukirman menegaskan bahwa tradisi-tradisi pesantren seperti sholawatan merupakan media strategis untuk menanamkan sikap tasamuh (toleran), moderat, dan cinta damai di tengah umat.

“Pesantren adalah garda terdepan dalam menjaga keberagamaan yang inklusif dan harmonis. Kemenag Kota Malang akan terus mendampingi dan membina agar pesantren mampu menjadi pilar utama pembinaan umat dan penguatan karakter kebangsaan,” ujarnya.

Ulama Kharismatik Dukung Moderasi Pesantren

Menambah keberkahan majelis, ulama kharismatik Habib Abdul Qodir turut hadir dan menyampaikan tausiyah. Ia menegaskan bahwa Sholawat Burdah memiliki karomah luar biasa yang telah terbukti sejak zaman para ulama terdahulu, seperti KH. Maimoen Zubair.

“Burdah bukan hanya warisan budaya keislaman, tetapi juga kekuatan spiritual yang menyatukan umat dalam mahabbah kepada Rasulullah SAW,” ujar Habib Abdul Qodir. Ia mengajak para santri menjadikan Burdah sebagai wirid harian dan identitas spiritual pesantren.

Kemenag Hadirkan Islam Rahmatan LilAlamin

Melalui kegiatan ini, Kemenag Kota Malang menunjukkan peran aktifnya sebagai pembina umat yang terus mengarusutamakan moderasi beragama dalam setiap lini kehidupan keagamaan, termasuk melalui pesantren. Pembinaan terhadap tradisi keislaman yang santun dan penuh kasih menjadi bukti nyata bahwa Kemenag hadir bukan hanya sebagai fasilitator, tetapi juga pelindung harmoni dan penjaga nilai Islam rahmatan lil ‘alamin. Humas

Muhammad Nur Hidayah

Penulis yang bernama Muhammad Nur Hidayah ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Pranata Humas dan Agen Perubahan Kemenag Kt Malang.