Kota Malang -- Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang bergerak cepat menyempurnakan Aplikasi Lentera, menjelang peluncuran resminya pada 30 Juni 2025. Dalam rapat teknis terbatas yang digelar pada Rabu (18/6), Kemenag Kota Malang fokus menyelesaikan tiga bug kritis yang berpotensi mengganggu sistem pelaporan dan integrasi data kinerja pegawai.
Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Kota Malang, Achmad Shampton, selaku Action Leader Proyek Perubahan, dan dihadiri oleh tim pengembang serta perwakilan teknis dari Tim Proyek Lentera.
“Kami menganggap ini situasi genting. Aplikasi Lentera harus hadir dalam kondisi optimal, tanpa celah teknis yang dapat menghambat kinerja,” tegas Gus Shampton.
Bug yang Mengancam Sistem Pelaporan
Tiga bug utama yang menjadi perhatian yakni:
- ERR-401 – API Key Tidak Valid Sebanyak 27 laporan gagal disinkronkan ke sistem nasional E-Kinerja akibat API Key yang ditolak oleh sistem pusat.
- ERR-309 – Kolom Tanggal Kosong Laporan tidak dapat diproses karena data tanggal tidak terisi, menyebabkan informasi tertahan di server internal.
- ERR-202 – Format File Tidak Sesuai Sistem masih menerima unggahan file non-standar seperti gambar dan dokumen teks, yang menimbulkan gangguan pada antarmuka pelaporan.
Menurut Ika Shohihah, anggota Tim Proyek Perubahan, kesalahan input tersebut tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga memengaruhi kredibilitas dan integritas laporan instansi.
Tiga Solusi Cepat, Tiga Tenggat Waktu
Guna mengatasi permasalahan tersebut, tim menyepakati tiga langkah cepat dengan batas waktu pelaksanaan yang ketat:
- Enkripsi API Key menggunakan metode HMAC-SHA256 untuk pengamanan koneksi ke E-Kinerja (tenggat: 21 Juni).
- Validasi Real-Time di formulir pelaporan untuk memastikan data wajib, termasuk tanggal, tidak bisa dikosongkan (tenggat: 23 Juni).
- Filter File Otomatis agar sistem hanya menerima file berformat PDF dan Excel (tenggat: 20 Juni).
Direktur Dunia Santri sekaligus penasihat teknis proyek, Abdulloh Hamid, menegaskan pentingnya kesiapan aplikasi sebagai instrumen kerja yang andal.
“Kami tak ingin Lentera justru menjadi beban. Semua bug harus tuntas sebelum tanggal peluncuran,” tegasnya.
Antisipasi Jangka Panjang: Sistem Alarm dan Workshop Pegawai
Selain penanganan teknis jangka pendek, Tim Lentera juga menyiapkan strategi antisipatif untuk menjaga keberlangsungan sistem ke depan, di antaranya:
- Sistem Alarm Otomatis yang mengirim notifikasi ke Telegram dan Whatsapp jika terjadi gangguan sistem lebih dari tiga kali dalam sejam.
- Workshop Pegawai pada 25 Juni 2025 guna membekali seluruh ASN dengan pemahaman teknis pemanfaatan aplikasi.
Staf Khusus Teknologi Dunia Santri, M. Nizar Ibnuz Zuhri, menekankan bahwa stabilitas dan keberlanjutan Lentera menjadi prioritas utama.
“Lentera bukan sekadar aplikasi pelaporan, tapi bagian dari ekosistem tata kelola digital Kemenag Kota Malang yang lebih efisien dan transparan,” ungkapnya.
Simbol Reformasi Digital Kemenag Kota Malang
Sebagai penutup, Gus Shampton menegaskan bahwa peluncuran Lentera merupakan tonggak penting reformasi birokrasi berbasis digital di lingkungan Kemenag Kota Malang.
“Lentera harus lahir dalam kondisi sempurna. Ini bukan hanya soal teknologi, tapi cerminan komitmen Kemenag Kota Malang untuk berubah dan melayani dengan lebih baik,” ujarnya.
Monitoring harian terhadap proses perbaikan akan dilakukan melalui grup WhatsApp khusus bertajuk Lentera . Sementara itu, laporan mingguan progres pengembangan akan disampaikan langsung kepada Action Leader. Humas