Kota Malang (17/2) -- Sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas pendidikan agama, KKM 2 kevamatan Sukun menggelar acara pembinaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang di kemas dalam konsep Asyik Bareng Gus (ABG) di Kecamatan Sukun. Acara ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan para pendidik dalam mengajarkan ilmu agama dengan hati yang tulus dan pengetahuan yang mendalam.
Dalam acara yang berlangsung di Masjid MIN 2 Kota Malang ini, dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang, pengawas madrasah kecamatan Sukun, Ketua KKMI 2 kecamatan Sukun beserta pengurus, kepala madrasah, guru, dan tenaga kependidikan sebanyak 250 orang.
Dalam sambutannya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang mengingatkan pentingnya peran seorang guru sebagai penghantar ilmu yang membawa cahaya dari Allah. Ia menekankan perlunya hati yang bersih dan jernih bagi seorang guru, serta kemauan untuk terus belajar dan mengembangkan diri.
"Seorang guru itu adalah penghantar ilmu, sedangkan ilmu itu adalah cahaya Allah, jadi seorang guru haruslah memiliki hati yang bersih tidak dikotori dengan nafsu duniawi", ungkapnya
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang juga menyoroti pentingnya mengintegrasikan kegiatan diniyah dalam kurikulum ekstrakurikuler maupun intrakurikuler, untuk memberikan kesempatan kepada siswa dalam memperdalam pemahaman agama. Hal ini juga diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi wali murid yang menginginkan pendidikan agama yang lebih baik untuk anak-anak mereka. "Saya berharap madrasah-madrasah dapat mengupayakan masuknya diniyah di dalam ekstra atau intra kurikuler, untuk menutup kekurangan waktu anak murid kita yang telah lelah untuk berangkat diniyah, karena saat ini sistem pendidikan menganut 5 hari kerja/sekolah", harapnya
Pada kesempatan ini, juga diperkenalkan program kajian kitab kuning di lingkungan MI kecamatan Sukun, dengan mengadakan kompetisi membaca kitab kuning di wilayah tersebut. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang berharap program ini dapat membantu memperdalam keilmuan agama dan menjadi pembeda positif antara madrasah dan sekolah umum.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang juga menuturkan tentang pentingnya metodologi pendidikan ala pondok pesantren, di mana guru harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi terhadap kemampuan siswa. Ia menegaskan bahwa setiap murid harus dilihat sebagai subjek yang memiliki potensi, bukan sekadar objek untuk meraih prestasi dalam pembelajaran.
Dengan semangat baru dan pengetahuan yang didapat, diharapkan para pendidik dan tenaga kependidikan MI di Kecamatan Sukun dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan mutu pendidikan agama dan membentuk generasi muda yang berkualitas. Humas