Kapan Terakhir Kita Tanya Bagaimana Harimu Nak, Refleksi Keluarga Zaman Now

Malang, 5 Agustus 2025 — Di tengah arus deras perubahan zaman dan tantangan sosial yang kian kompleks, penguatan karakter anak sejak dini menjadi kebutuhan yang mendesak. Menyadari hal tersebut, Kantor Kementerian Agama Kota Malang melalui Seksi Bimas Islam mengambil peran aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya orang tua, tentang pentingnya pendidikan karakter dalam keluarga.

Pada Jumat, 1 Agustus 2025, bertempat di Aula Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Kemenag Kota Malang menggelar kegiatan bertajuk “Pembinaan Karakter Anak Sejak Dini dalam Perspektif Agama.” Dalam kesempatan ini, Penyuluh Agama Islam Ahli Madya, Hj. Elvi Nur Ridho Khasanah, S.Ag., M.Ag., hadir sebagai narasumber dan memberikan pemaparan yang sarat makna serta menyentuh sisi emosional peserta.

Dengan mengangkat tema “Membentuk Generasi Berakhlak dan Tangguh”, Hj. Elvi menekankan bahwa keluarga adalah madrasah pertama dan utama bagi anak. Ia menyampaikan bahwa karakter anak tidak semata dibentuk oleh pendidikan formal, melainkan justru berakar kuat dari interaksi, kebiasaan, dan teladan yang mereka lihat sehari-hari di lingkungan keluarga.

“Anak belajar bukan dari kata-kata, tapi dari apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan setiap hari di rumah,” ungkapnya, mengawali sesi pembinaan dengan penuh empati.

Keluarga Menurut Pandangan Islam

Dalam Islam, keluarga bukan hanya tempat tinggal bersama, tetapi juga ruang spiritual yang sakral untuk menumbuhkan nilai-nilai keimanan dan akhlak mulia. Hj. Elvi mengutip firman Allah dalam QS. At-Tahrim ayat 6:

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya manusia dan batu..."

Ayat ini, menurutnya, menjadi peringatan sekaligus tanggung jawab moral bagi setiap orang tua agar menjaga keluarganya dari kerusakan moral dan keburukan akhlak. Oleh karena itu, ia menjelaskan bahwa proses pembinaan karakter dalam keluarga meliputi empat pilar utama:

  1. Pengajaran – Memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai kebaikan.
  2. Motivasi – Menumbuhkan semangat internal dan eksternal untuk berbuat baik.
  3. Keteladanan – Orang tua menjadi contoh nyata (uswah hasanah) bagi anak-anak.
  4. Pembiasaan – Membangun rutinitas positif yang konsisten dalam kehidupan sehari-hari.

Realita “Zaman Now” dan Tantangannya

Menggunakan pendekatan yang komunikatif dan kontekstual, Hj. Elvi menggambarkan fenomena keluarga modern yang kerap kali terjebak dalam rutinitas digital. “Satu rumah, tapi semua sibuk dengan gadget-nya masing-masing. Kapan terakhir kita benar-benar duduk bersama dan bertanya dengan tulus: ‘Bagaimana harimu, Nak?’” ujarnya yang langsung membuat suasana hening dan peserta terdiam merenung.

Menurutnya, tantangan keluarga masa kini bukan hanya soal keterbatasan waktu, tetapi juga bagaimana membangun kembali kedekatan emosional yang hangat antara orang tua dan anak di tengah gempuran informasi dan teknologi.

Ia mengingatkan pentingnya kehadiran orang tua secara utuh, tidak hanya fisik tapi juga batin, dalam setiap fase perkembangan anak. “Mereka tidak butuh hadiah mahal, tapi butuh kita hadir, mendengar, dan memahami,” tegasnya.

Harapan untuk Generasi Masa Depan

Menjelang akhir sesi, Hj. Elvi membacakan potongan puisi “Keluarga Cemara” yang menyentuh hati peserta. Pesan-pesan sederhana dalam bait puisi itu mengingatkan kembali bahwa keluarga adalah harta paling berharga, tempat kita belajar arti kasih sayang, pengorbanan, dan ketulusan.

“Harta yang paling berharga adalah keluarga. Mutiara tiada tara adalah keluarga.”

Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari peserta dan menjadi ruang refleksi yang mendalam tentang peran orang tua dalam membentuk akhlak anak-anak mereka.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang, Achmad Shampton, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. “Kami terus mendorong para penyuluh agama untuk aktif terjun langsung ke tengah masyarakat. Ini bagian dari pelayanan keagamaan kami yang inklusif dan mendalam, sebagai wujud kehadiran negara dalam membina ketahanan spiritual keluarga,” ujarnya.

Dengan pembinaan karakter yang dimulai dari rumah, diharapkan lahir generasi muda yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga kokoh dalam iman dan akhlaknya generasi yang dirindukan oleh bangsa dan agama.

(HUMAS Kemenag Kota Malang)

Rudianto

Penulis yang bernama Rudianto ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Pengadministrasi Data Penyajian dan Publikasi.