Jendela Abu Bakar Yang Abadi


Sebuah catatan perjalanan haji Achmad Shampton Masduqi

Arah kanan dari Raudloh atau arah barat dari rumah Rasulullah kita akan melihat sebuah ornament kaligrafi yang tertulis خوخة ابو بكر khaukhah Abu Bakar. Khaukhah adalah sebuah jendela besar yang menghubungkan antara dua rumah. Khaukhah Abu Bakar adalah jendela besar atau pintu kecil yang menghubungkan rumah Abu Bakar dan Masjid Nabawi.

Sebelumnya ada banyak khaukhah di Masjid Nabawi, sebagai jendela para sahabat yang menghubungkan rumah mereka dengan Masjid untuk melihat aktifitas Rasulullah sehingga para sahabat tidak terlewat sedikitpun dari apa yang Rasulullah sampaikan atau contoh perilaku yang Rasulullah lakukan. Pesona Rasulullah sebagai contoh tauladan memang tidak pernah membosankan. Memandang wajahnya saja sudah membuat tentram, Sahabat seperti kehilangan sesuatu bila ada yang terlewat dari pengajaran Rasulullah. Abu Hurairah yang masuk Islam setelah fat-hu Makkah, namun karena ia menjadi ahlu suffah, Bahasa kasarnya mondok disamping rumah Rasulullah. Ia menjadi pengumpul hadits terbanyak diantara para sahabat. Lebih banyak dari sahabat-sahabat terdahulu. Itupun para sahabat secara bergiliran bila pergi bekerja, berpesan agar bila Rasulullah menyampaikan sesuatu mereka yang sedang bekerja dikabari.

Menjelang meninggal dunia pada tahun 11 hijriyah, Rasulullah duduk diatas mimbar dan bersabda: “ada seorang hamba yang diberi pilihan Allah untuk memilih mahkota dunia dan apa yang ia punyai. Ia memilih mencukupkan denga napa yang ia punyai.” Mendengar hal ini Abu Bakar menangis dan berkata: “Bapak ibuku sebagai tebusanmu ya Rasulullah” melihat hal ini para sahabat terkesima dan mereka berkata: “lihatlah orang tua ini, Rasulullah mengabarkan tentang seseorang yang diberi pilihan antara keindahan dunia dan apa yang ia miliki saat ini, ia berkata: “Bapak ibuku sebagai tebusanmu ya Rasulullah”. Rasulullahlah orang yang diberi pilihan itu dan Abu Bakar memberi tahu kita bahwa yang dimaksud adalah Rasulullah.

Rasulullah kemudian bersabda: “diantara orang yang paling jujur bagiku dalam persahabatan dan hartanya adalah Abu Bakar, bila aku boleh memilih kekasih dari ummatku, maka aku akan memilih Abu Bakar, jangan ada lagi jendela-jendela di Masjid ini selain jendela Abu Bakar.” Berdasar pesan inilah jendela besar atau pintu kecil Sayidina Abu Bakar diabadikan hingga kini.

Jendela Abu Bakar menjadi lambang persahabatan dan kesetiaan seorang sahabat yang menemani Rasulullah saat hijrah menempuh perjalanan 450 kilometer dengan berjalan kaki dan menunggang onta. Abu Bakar menjadi sosok ummat Nabi Muhammad yang iman dan kejujurannya terbaik bagi umat ini.

Saat Rasulullah, menawarkan donasi bagi jihad fi sabilillah, para sahabat mendonasikan Sebagian besar hartanya, tetapi Abu Bakar tidak sekedar sabagian besar, tetapi seluruh harta kekayaannya diberikan untuk dana jihad. Saat Rasulullah bertanya: “apakah kau tidak meninggalkan apapun untuk keluargamu?” Abu Bakar berkata: “saya meninggalkan sesuatu yang tidak ternilai dan tidak bisa dibandingkan dengan dunia untuk mereka, yaitu kecintaan padamu Ya Rasulallah.”

Masjid Nabawi meninggalkan banyak kenangan Sejarah Islam, utamanya bagaimana Rasulullah berhadapan dengan para sahabat, dan bagaimana sahabat mencintai Rasulullah melebihi orang lain, bahkan diri sendiri. Namun Khaukhah Abu Bakar menjadi jendela abadi yang tidak sekedar monument persahabatan, tetapi ia menjadi lambang kesetiaan seorang Abu Bakar. Satu-satunya orang yang pernah diminta Rasulullah untuk menjadi imam menggantikannya dikala Rasulullah sakit.

Rudianto

Penulis yang bernama Rudianto ini merupakan Pegawai Kantor Kementerian Agama Kota Malang yang berstatus PNS dan memiliki jabatan sebagai Pengadministrasi Data Penyajian dan Publikasi.